(Renungan) Murah Hati

Murah Hati
(Yohanna Fransisca Tjen Nonie)


"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." 
(Luk. 6:36)


Kalender Liturgi Senin, 26 Februari 2024
Bacaan Pertama : Dan. 9:4b-10
Mazmur Tanggapan : Mzm. 79:8. 9. 11. 13
Bacaan Injil : Luk. 6:36-38


Membaca perikop hari ini, saya merasakan kebaikan Bapa kepada saya. Selama ini saya dimudahkan oleh Tuhan dalam urusan pelayanan maupun hal lain. Salah satu contohnya begini. Saya aktif dalam beberapa kegiatan, salah satunya adalah mendoakan orang sakit di rumah sakit. Biasanya saat jam besuk, sungguh sulit mendapatkan tempat parkir mobil, harus mondar mandir menghabiskan waktu untuk menemukan tempat parkir. Padahal teman lain atau pastor yang akan memberi perminyakan orang sakit sudah tiba terlebih dahulu. Tapi selama ini saya seringkali dimudahkan untuk tempat parkir mobil. Saat memasuki lokasi rumah sakit, ada saja tempat yang kosong untuk parkir mobil saya.

Hal sederhana sebenarnya, tetapi karena selalu mudah mendapat tempat parkir di rumah sakit, saya merasakan betapa Tuhan turut campur dan mau menolong saya dalam hal parkir sekalipun. Bisa dibayangkan kalau saya terlambat sehingga menghambat pastor memberi sakramen kepada yang sakit ini. Mungkin bisa berakibat fatal jika yang sakit sudah dalam kondisi parah. 

Injil hari ini di Luk. 6:36, "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." Tentang urusan parkir ini saya mengalami kemurahan hati Tuhan, sehingga dalam segala tindakan saya mengandalkan Tuhan. Jika dalam hal parkir pun saya meminta bantuan-Nya, apalagi dalam urusan yang lebih besar. Sebesar apa pun iman dan pelayanan kasih kita, tetap tidak cukup dibandingkan kasih Tuhan. Yang ada adalah kita berusaha semakin mengasihi sesama. Selalu menjadi orang baik, tidak menghakimi, tidak menyakiti dan selalu penuh pengampunan terhadap sesama.  

Mengutip tulisan Bapak Stefan Leks, "Kalau manusia sungguh-sungguh baik, yaitu berpola memberi seperti Allah, ia tidak akan mampu menampung karunia-karunia Allah yang berlimpah-limpah banyaknya.” Kalimat ini mewakili bagaimana besarnya kemurahan Tuhan bagi umat-Nya.

Tuhan selalu baik dan berbelas kasih kepada kita. Sudah selayaknya kita berbuat baik, murah hati, dan melayani sesama. 


Doa :

Allah Bapa yang pengasih dan penyayang, terima kasih atas berkat dan rahmat-Mu kepada saya selama ini. Saya dimudahkan, ditolong dalam berbagai permasalahan. Saya percaya Engkau selalu mengasihi dan mengampuni saya. Terima kasih Bapa. Amin.


https://asset-2.tstatic.net/manado/foto/bank/images/5bg84s98vs.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang