(Renungan) Transfigurasi Kristus

Transfigurasi Kristus
(Nina Agustina)


Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
(Mrk. 9:2b-3)



Kalender Liturgi, Minggu 25 Februari 2024
Bacaan Pertama : Kej. 22:1-2. 9a. 10-13. 15-18
Mazmur Tanggapan : Mzm. 116:10. 15. 16-17. 18-19
Bacaan Kedua : Rm. 8:31b-34
Bacaan Injil : Mrk. 9:2-10


Pernahkah anda mengalami suatu peristiwa yang luar biasa dalam hidup, sehingga menjadi momen yang tak terlupakan? Ketika SMA, sekolah saya pernah mengundang seorang artis terkenal, dan saya sempat berkenalan dengannya. Rasanya seperti mimpi bertemu dengan artis favorit pada saat itu.    

Injil hari ini mengisahkan pengalaman tiga murid Yesus yang menyaksikan peristiwa transfigurasi, yaitu penyataan Kristus sebagai Anak Allah dengan tubuh kemuliaan-Nya. Mereka melihat peristiwa yang begitu luar biasa dan membuat mereka takjub. Tuhan Yesus berubah dan memperlihatkan kemulian-Nya dengan wajah bersinar seperti matahari dan pakaian-Nya putih bersinar terang. Kemudian nampaklah Musa dan Elia berbicara dengan-Nya.

Petrus yang melihatnya, menjadi kaget sekaligus senang. Ia berkata kepada Tuhan Yesus: “Tuhan betapa bahagianya kami berada di tempat ini!” Kebahagiaan Petrus yang luar biasa ini sulit digambarkan,  karena dia menyaksikan dan merasakannya secara langsung. 

Petrus ada memberikan kesaksian akan peristiwa ini dalam salah satu suratnya, yaitu bahwa Yesus menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa. Yesus adalah Raja, anak yang dikasihi dan yang berkenan kepada Bapa. Allah menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah benar-benar anak-Nya yang dikasihi dan agar semua orang mendengarkan Dia. Peristiwa ini menjadi suatu kesaksian yang sangat berharga bagi pemberitaan Injil. Jadi jelas bahwa Yesus bukanlah kisah fiktif atau karangan Gereja.

Tentunya kita pun ingin merasakan kebahagiaan seperti Petrus. Dalam iman dan pengharapan, kita pasti akan melihat kemuliaan Tuhan. Hal ini menjadi sesuatu yang kita nanti-nantikan. Namun untuk mencapai kemuliaan-Nya bukanlah hal mudah, karena kita harus turut memikul salib dan mengikuti-Nya dengan penuh kasih dan sukacita.

Kiranya melalui peristiwa ini, iman kita akan Yesus semakin dikuatkan. Semoga bersama-sama dengan Petrus, Yakobus, dan Yohanes, kita sebagai anak-anak Allah yang telah diurapi semakin bersemangat mewartakan kasih dan kemuliaan-Nya. 


Doa :

Tuhan Yesus, saya bersyukur atas janji kehidupan kekal yang Engkau berikan bagi orang-orang yang beriman dan setia  kepada-Mu. Saya percaya suatu saat nanti, saya boleh bertemu dengan Engkau. Amin.



https://parokicikarang.or.id/po-content/uploads/All_Post_Image/renungan_20_03_08_02.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang