(Renungan) Dengki itu Menimbulkan Derita

Dengki itu Menimbulkan Derita
(Widyawati)


“Memang Aku kamu kenal, dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar, yang tidak kamu kenal.”
(Yoh. 7:28)


Kalender Liturgi Jumat, 15 Maret 2024
Bacaan Pertama : Keb 2:1a. 12 -22
Mazmur Tanggapan : Mzm 34:17-18. 19-20. 21. 23
Bacaan Injil : Yohanes 7:1-2. 10. 25-30


Bacaan pertama dan bacaan Injil hari ini memiliki topik yang senada, yaitu bagaimana sikap orang yang hatinya diisi kedengkian terhadap orang lain. Bacaan pertama menceritakan orang-orang fasik yang berniat jahat kepada Anak Allah. Sedangkan bacaan Injil menceritakan orang Yerusalem yang heran melihat pemimpin mereka mendiamkan Yesus mengajar di Bait Allah. Mereka mengharapkan Yesus ditangkap dan dihukum oleh pemimpin mereka. Mereka tidak senang Yesus dibiarkan mengajar bahkan ketakutan jika Yesus benar adalah Kristus yang datang.

Saya membaca kedua bacaan hari ini dan merenungkannya. Mengapa orang-orang ini begitu ingin menjahati orang lain dan tidak senang melihat keadaan baik tenteram? Akhirnya saya pikir, rasa dengki adalah penyebab utamanya. Ya, rasa dengki menyebabkan mereka tidak senang melihat keadaan orang lain  baik-baik saja. 

Dengki menurut KBBI berarti marah karena iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Saya mempunyai om cukup kaya yang bersikap baik jika ada keluarga mengalami kekurangan. Namun jika orang yang ditolong sudah mulai merangkak naik ekonominya, om saya akan memusuhinya. Kejadian ini selalu berulang kepada semua saudara-saudara lainnya. Om saya ini menikmati menjadi dewa penolong bagi yang kesusahan, namun dengki kepada yang mulai membaik keuangannya. Bisa jadi dia haus puja-puji dan senang dengan kekuasaan keuangan yang dimilikinya, sekaligus ketakutan ada orang lain yang lebih kaya darinya.

Suka menolong orang lain adalah baik, namun kita tidak boleh menikmati peran sebagai dewa penolong. Apalagi lalu menjadi dengki melihat orang lain berbahagia. Kita harus ikut berbahagia melihat saudara kita mengalami kemajuan dalam hal apa pun. Kita ikut senang ekonomi mereka membaik, kita ikut senang mereka lebih dekat kepada Tuhan, kita ikut  senang mereka lebih rukun dalam keluarga, kita ikut senang mereka berbahagia! Bisa ikut berbahagia melihat orang lain berbahagia adalah suatu karunia, yang akan membuat hidup kita selalu damai. Jangan memelihara dengki, sebab dengki itu suatu penyakit yang menyebabkan derita!


Doa : 

Bapa kami yang di surga, lihatlah kami umatmu yang lemah ini. Kami mudah iri bahkan dengki terhadap keberuntungan sesama kami. Berikan kami hati yang turut berbahagia saat melihat saudara kami beruntung. Bapa kami yang Mahabijaksana, kabulkanlah doa kami. Amin.


https://keuskupanatambua.org/wp-content/uploads/2022/04/image_380x240_61ed03c89c1f1.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang