(Renungan) Kebohongan, Sebuah Keselamatan Semu

Kebohongan, Sebuah Keselamatan Semu 
(C. Hudianto ) 


Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. 
(Mat. 28:12-13)


Kalender Liturgi Senin, 1 April 2024
Bacaan Pertama: Kis. 2:14. 22-32
Mazmur Tanggapan : Mzm. 16:1-2a. 5. 7-8. 9-10 
Bacaan Injil: Mat. 28:8-15

 
Injil hari ini bercerita tentang kebangkitan Yesus yang adalah sebuah kebenaran dan dusta mahkamah agama yang adalah sebuah kebohongan. Cerita ini bertujuan untuk menggambarkan karakter manusia ketika menghadapi peristiwa yang dilematis antara menghidupi iman untuk keselamatan Kristiani yang kekal atau kebohongan untuk keselamatan duniawi yang semu. 

Cerita diawali dengan Maria Magdalena dan Maria yang lain pergi menengok kubur Yesus. Mereka melihat batu penutup terguling, lalu bertemu dengan malaikat Tuhan. Malaikat Tuhan meminta mereka memberitahukan kepada murid-murid Yesus bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Pada perjalanan kembali tiba-tiba mereka berjumpa Yesus yang telah bangkit, yang menimbulkan rasa sukacita. Atas dasar iman yang hidup, Maria Magdalena menjadi saksi dari sebuah kebenaran. Di lain pihak para imam dan tua-tua Yahudi yang bekerja di mahkamah agama bersikap lain tentang informasi Yesus sudah tidak ada dalam kubur lagi. Demi keamanan mereka memberi sejumlah besar uang kepada para serdadu penjaga makam, agar mengatakan bahwa murid–murid Yesus datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika mereka sedang tidur. 

Tindakan para imam kepala yang melakukan kebohongan di atas, mengingatkan penulis kepada pengalaman ketika masih aktif sebagai pemimpin sebuah proyek. Proyek bantuan ini dibiayai dari pinjaman bank asing. Saat itu penulis menghadapi dilema yaitu melaksanakan tender sesuai prosedur atau penunjukkan langsung. Pelaksanaan tender butuh waktu beberapa bulan yang memungkinkan dibatalkannya proyek tersebut. Sedangkan penunjukkan langsung pasti lebih cepat. Penulis akhirnya melakukan penunjukkan langsung karena memikirkan proyek itu harus terlaksana demi kepentingan masyarakat banyak.
 
Suatu hari, ada auditor datang memeriksa pelaksanaan proyek. Auditor ini menemukan penunjukkan langsung yang tidak sesuai prosedur. Penulis akhirnya memberikan sejumlah uang kepada auditor agar menutup kasus penunjukkan langsung itu.

Ketika kita menghadapi segala sesuatu yang dilematis di antara pilihan dengan rumus Allah atau rumus manusia, kita perlu membuka hati dan mengandalkan Tuhan. Roh Kudus akan menuntun  kita kepada pilihan yang benar. Pilihan saya yang salah di awal tanpa tender akhirnya membuat saya melakukan pilihan salah kedua kalinya dengan memberi suap. 


Doa :

Allah Bapa Yang Maharahim, kami sadar sebagai yang lemah dan rapuh ketika menghadapi segala sesuatu yang dilematis. Kami percaya kuasa-Mu atas diriku, ajarlah untuk senantiasa terbuka dan mengandalkan-Mu. Dengan disertai dan dituntun Roh Kudus niscaya kami mampu memutuskan sebuah pilihan seturut kehendak-Mu. Amin.


https://asset-2.tstatic.net/manado/foto/bank/images/ilustrasi-yesus-sudah-bangkit.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang