(Renungan) Kesempurnaan

Kesempurnaan
(Eviantine Evi Susanto)


Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.
(Ibr. 5:9)


Kalender Liturgi Jumat, 29 Maret 2024
Hari Jumat Agung
Bacaan Pertama : Yes. 52:13 - 53:12
Mazmur Tanggapan : Mzm. 31:2. 6. 12-13. 15-16. 17. 25
Bacaan Kedua : Ibr. 4:14-16; 5:7-9
Bacaan Injil : Yoh. 18:1 - 19:42


Dalam surat kepada orang Ibrani tertulis, “Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa.” Yesus adalah sama dengan kita sebagai manusia, yang membedakannya, kita mempunyai banyak dosa yang harus ditebus oleh-Nya dengan kematian. Tragis dan memilukan hati. “Akan tetapi sekalipun sebagai Anak, Ia telah menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya!” Sedih dan bercampur malu bila mengingat peristiwa ini, ketika Dia harus mati konyol di kayu salib untuk keselamatan abadi banyak orang. Tapi ini semua adalah tanda kesempurnaan dan keselamatan yang memang perlu terjadi dan telah dinyatakan-Nya. 

Hari ini adalah Jumat Agung, maka gereja menyelenggarakan ibadat mengenang sengsara dan wafat Tuhan kita Yesus Kristus. Pasio kisah sengsara Yesus merupakan pengganti bacaan Injil yang diambil dari Injil Yohanes. Rangkaian perjalanan menuju kisah sengsara dan wafat ini menjadi terasa berat karena kita harus menghadapi kematian Tuhan di kayu salib. Inilah tanda kesempurnaan diri-Nya ketika Ia rela untuk mengorbankan diri bagi umat-Nya dan menerima penghianatan dari murid-Nya.

Kematian Yesus telah ‘diskenariokan’ oleh Tuhan Allah, demi penebusan dosa dan keselamatan umat-Nya. Dia taat sampai mati. Kebaikan-Nya, kasih-Nya, pengorbanan-Nya selalu kita kenang dan ini merupakan suatu peringatan bagi kita untuk tidak berbuat dosa lagi dan mau bertobat. Tidak mudah, karena setiap saat kita bisa saja berbuat dosa. 

Saya pernah bertemu dengan seorang teman beberapa tahun yang lalu, ia sangat rendah hati dan suka menolong. Dalam kesusahan dan kesulitan perjalanan hidup berumah tangga dia masih tetap setia dan aktif dalam pelayanan. Hingga suatu hari ia pergi, dipanggil ke rumah Bapa.  Banyak orang tidak menyangka ia akan pergi begitu cepat. Banyak yang datang untuk mendoakan dan mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhir. Kesan baik hati dan suka menolong, ia tinggalkan kepada banyak orang dan merupakan kesempurnaan hidup yang diberikan oleh Tuhan.  Bila sudah tiba waktunya, sudah siapkah kita menghadapinya? 


Doa:

Tuhan yang Maha Pengasih, bimbinglah aku agar bisa menjadi murid-Mu yang baik. Bila nanti telah tiba waktunya aku harus pergi, dampingi dan tuntun aku kepada kebaikan, serta ampunilah segala dosa-dosaku. Demi Yesus Kristus, pengantara kami. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang