(Renungan) Lari Meninggalkan Yesus

Lari Meninggalkan Yesus
(F.D. Henny Dwi Widyasari)


Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.
(Mrk. 14:51-52)


Kalender Liturgi Minggu, 24 Maret 2024
Hari Minggu Palma
Bacaan Pertama : Yes. 50:4-7
Mazmur Tanggapan : Mzm. 22:8-9. 17-18a. 19-20. 23-24 
Bacaan Kedua : Flp. 2:6-11
Bacaan Injil : Mrk. 14:1-15:47


Minggu Palma! Hari ini merupakan peringatan untuk mengenang sengsara Tuhan Yesus dan menandai awal Pekan Suci menjelang peringatan kebangkitan-Nya. Aku suka Minggu Palma dan selalu menikmati serta menghayatinya saat melambai-lambaikan daun palma di tangan. Menyambut Tuhan sambil bernyanyi dengan semangat terutama bila lagunya “Yerusalem, Lihatlah Rajamu”.  

Injil hari ini sangatlah panjang karena kita diajak untuk mengenang sengsara Yesus. Sungguh menarik membaca perikop kisah demi kisahnya. Ada satu peristiwa pada saat Yesus ditangkap yang menarik perhatianku. Tepatnya dalam Injil Markus 14:51-52, "Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.”

Waduh! Pintar juga pemuda ini dan banyak akalnya. Aku membayangkan reaksi rombongan orang yang membawa pedang dan pentung itu. Betapa kagetnya mereka melihat orang muda itu melepaskan kainnya, sehingga bisa jadi memberikan waktu baginya untuk melesat lari meninggalkan Yesus yang diikutinya saat akan ditangkap.

Pertanyaanku yang timbul adalah: siapakah orang muda itu? Dan mengapa dia mengikuti Yesus? Apakah dia Markus penyusun Kitab Injil ini? Siapa pun dia, ada satu refleksi yang mengena bagiku. Apakah aku akan seperti orang muda itu ketika dihadapkan pada situasi yang sama? Tindakannya mengingatkanku akan niat untuk mengikuti Yesus yang aku wujud nyatakan melalui pelayanan di Gereja dan masyarakat. Tetapi seringkali pada saat menemui tantangan dan menempatkanku pada situasi yang meminta banyak pengorbanan yang besar, aku menggunakan akal untuk “lari”. 

Kembali aku diingatkan melalui bacaan Injil kisah sengsara Yesus ini, bahwa Yesus pun mengenal kesedihan, pencobaan dan pergumulan. Tetapi dengan berjaga-jaga dan berdoa, Ia senantiasa menyatukan diri dengan apa yang dikehendaki Bapa. Maka, baiklah pada hari ini aku kembali menyatakan imanku kepada Yesus, yang telah menebus aku dari belenggu dosa dan percaya Ia akan memampukan aku untuk mengikuti-Nya kembali.


Doa:

Tuhan, terima kasih hari ini telah kembali mengingatkanku untuk berserah dan percaya akan penyertaan-Mu yang sempurna. Mohon dengan belas kasihan-Mu, arahkanlah kiranya hati dan pikiranku, agar setiap kali kehendakku dapat sesuai dengan kehendakMu, Bapa. Amin.



https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTXEh4u0KLWbZQ_iOJdh-pyem-i32gor2N4zqi4Z5hzgUbkqfitpA-w0iVqJMSG0G5244I&usqp=CAU

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang