(Renungan) Lawan Kebencian dengan Cinta Nyata

Lawan Kebencian dengan Cinta Nyata
(Lyli Herijanto)


“Mulai hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.”
(Yoh. 11:53)


Kalender Liturgi Sabtu, 23 Maret 2024
Bacaan Pertama : Yeh. 37: 21-28
Mazmur Tanggapan : Yer. 31-1. 11-12ab. 13
Bacaan Injil : Yoh. 11:45-56


Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bermufakat membunuh Yesus. Hal ini dilandasi justru karena Yesus melakukan kasih dan kebaikan, dengan membuat mukjizat membangkitkan Lazarus dari kematiannya. Mukjizat ini menjadikan banyak orang Yahudi percaya kepada Yesus. Mengetahui hal ini, orang-orang Farisi dan imam-imam kepala mulai gelisah dan membenci Yesus karena merasa eksistensi dan otoritasnya terancam. Mereka sudah dihinggapi kebencian dan tidak bisa lagi menerima karya kebaikan Yesus. Kebencian itu, akhirnya menuntun mereka untuk melakukan dosa yang lebih berat lagi. Mereka memfitnah, mengkriminalisasi Yesus, bahkan merencanakan untuk membunuh-Nya.

Ancaman pembunuhan ini  menyebabkan Yesus pergi ke Efraim dan tidak tampil di depan umum di antara orang-orang Yahudi.  Namun dalam situasi mencekam dan penuh tekanan, Yesus tidak berhenti bersaksi tentang kebenaran. Di dalam waktu-Nya, Allah terus bekerja untuk menjalankan rencana keselamatan. Meskipun dibenci oleh banyak orang, Yesus tetap membalasnya dengan cinta. Cinta-Nya dinyatakan  dengan wafat-Nya disalib.

Terkadang tekanan dirasakan dalam pelayanan, juga pada saat membagikan kebaikan dengan tulus kepada sesama. Gangguan dan tekanan bisa dari eksternal, maupun internal komunitas. Rasa tidak suka, tanggapan negatif, nyinyir, konflik, bahkan kebencian merupakan bentuk tekanan yang sering menerpa dan berpotensi menyurutkan langkah pelayananku. Situasi yang tidak mudah ini, pernah juga menghempaskan semangatku dan sempat terpikir untuk mengakhiri kegiatan pelayananku. 

Perikop  hari ini menyadarkan aku untuk terus bertaut kepada Allah sumber cinta sejati dan untuk terus berjalan di dalam rencana Allah dengan setia. Seraya menelisik hati : “Beranikah aku dalam situasi sesulit apa pun tetap bersaksi tentang cinta dan kebenaran?”, “Sudahkah aku membalas kebencian dengan kasih dan kebaikan?”, “Mampukah aku mengampuni orang-orang yang menyakitiku?”

Menjelang Pekan Suci, marilah menyambut undangan Tuhan dengan terus membagikan cinta dan kebenaran Kristus.


Doa : 

Ya Allah, semoga kami menjadi pribadi yang terbebas dari amarah, kebencian dan dendam. Mampukan kami menjaga kemurnian hati agar dapat meneladani-Mu yang setia mewartakan cinta & kebenaran. Amin.


https://th.bing.com/th/id/OIP.ICez7WaQ99s2NC02DzlUDAHaDt?w=349&h=174&c=7&r=0&o=5&dpr=1.3&pid=1.7



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang