(Renungan) Mengasihi Sampai Akhir

Mengasihi Sampai Akhir
(Johanna Kemal)


Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Ia mengasihi orang-orang milik-Nya yang di dunia ini, dan Ia mengasihi mereka sampai pada kesudahannya. 
(Yoh. 13:1)


Kalender Liturgi Kamis, 28 Maret 2024
Kamis Putih
Bacaan Pertama : Kel. 12:1-8. 11-14
Mazmur Tanggapan : Mzm. 116:12-13. 15-16bc. 17-18
Bacaan Kedua : 1Kor. 11:23-26
Bacaan Injil : Yoh. 13:1-15


Kamis Putih senantiasa membuat nalar, rasa dan kehendak bergetar. Peristiwa ini merupakan santap malam terakhir Yesus bersama para murid-Nya. Dalam kegelapan malam, Yesus mengetahui penderitaan yang akan Dia alami, namun karena kasih-Nya yang membuncah kepada umat milik-Nya di dunia ini, Dia meminum cawan-Nya yang demikian pahit.

Dalam peristiwa Kamis Putih, Yesus ingin menyampaikan beberapa pesan terakhir, di antaranya ada tiga hal. Pertama, agar kita senantiasa merayakan Ekaristi, di mana Tuhan Yesus sungguh-sungguh hadir. Kedua, agar kita saling melayani satu sama lain dengan teladan pembasuhan kaki. Ketiga dan yang utama adalah agar kita mau mengasihi sampai akhir, sebagaimana Tuhan Yesus dengan kasih-Nya yang tak terselami.

Pertama, merayakan Ekaristi. Seorang imam menuturkan pengalamannya setiap kali melaksanakan Perayaan Ekaristi. Imam itu merasakan gemetar saat mengangkat hosti dan anggur. Bukan karena dia grogi atau gugup, namun karena dia mengetahui “siapa” yang digenggamnya. Imam tersebut lebih lanjut berkata, bahwa yang dia genggam adalah Tubuh dan Darah Kristus sendiri. Bahwa peristiwa trans-substansiasi yaitu perubahan hosti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus sungguh-sungguh nyata.

Kedua, pembasuhan kaki. Peristiwa pembasuhan kaki dilakukan para imam yang memimpin Ekaristi pada Kamis Putih hingga kini. Pembasuhan kaki melambangkan kerendahan hati dan sikap mau melayani satu sama lain. Tahun 2016, dunia dikejutkan dengan tindakan Paus Fransiskus membasuh kaki seorang perempuan Muslim yang merupakan satu dari 12 orang yang dibasuh kakinya dalam perayaan Kamis Putih. 

Ketiga, mengasihi sampai akhir. Mengasihi hingga akhir tidaklah semudah ketika mengucapkan janji. Misalnya dalam janji perkawinan bagi suami istri atau kaul kekal bagi kaum berjubah.

Jika kita telah berjanji kepada Tuhan dan pasangan hidup bahwa kita akan tetap setia dalam untung dan malang, mau mengasihi dan menghormati pasangan kita seumur hidup, atau bila kita seorang biarawan atau biarawati telah berkaul kekal yaitu : kemurnian, ketaatan dan kemiskinan, maukah kita memeliharanya dan memberikan kasih hingga akhir seperti Tuhan Yesus?


Doa :

Ya Tuhan, semoga kami senantiasa beroleh rahmat kasih dan kesetiaan dari-Mu sebagaimana yang telah Engkau teladankan. Mengasihi dan setia sampai akhir. Amin.


https://i0.wp.com/www.mirifica.net/wp-content/uploads/2016/04/Pelayanan-Yesus-pada-Perjamuan-Malam-Terakhir.jpg
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang