(Renungan) Teguh pada Kebenaran Firman

Teguh pada Kebenaran Firman
(Kornelia S.T. Mery Budiman) 


Lalu Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang telah percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” 
(Yoh. 8:31-32)


Kalender Liturgi Rabu, 20 Maret 2024
Bacaan Pertama : Dan. 3:14-20. 24-25. 28
Mazmur Tanggapan : Dan. 3:52. 53. 54. 55. 56                                                                            Bacaan Injil : Yoh. 8:31-42 


Perikop hari ini memberikan suatu pandangan kepada kita untuk selalu teguh memaknai suatu kebenaran akan firman Tuhan. Kita akan semakin mengerti ajaran Yesus bila hal ini kita lakukan. Apa yang diberikan Tuhan adalah anugerah yang akan melegakan hati dan bukan menjadi beban.  

Ada kisah nyata yang dialami oleh seorang teman yang sangat saya kenal. Teman ini kerap bersaksi akan kebaikan Tuhan pada keluarganya. Ia sering mendapat apa pun yang dibutuhkannya dalam sekejap setelah berdoa. Bila dia dalam kesesakan, maka dia masuk ke kamar dan memanjatkan doa. Seketika akan ada orang yang datang dan menawarkan pinjaman uang dan dia harus membayarnya berikut riba. Hal ini sering terjadi. Tanpa ia sadari telah menyebabkan jumlah hutangnya menjadi cukup fantastis. 

Suatu hari teman tersebut datang pada saya dengan maksud untuk meminjam uang yang cukup besar. Saya pun mengatakan tidak mempunyai uang sebanyak itu. Dia tetap memaksa saya dengan iming-iming membayar dengan riba yang cukup besar. Saya berkata kepadanya bahwa saya sungguh tidak mempunyai uang sebanyak itu. Kalau ada, saya pasti akan meminjamkannya tanpa riba.

Saya lalu bertanya, benarkah semua yang ia katakan itu pertolongan dari Tuhan setelah ia berdoa? Akhirnya dia mengaku bahwa ia pernah ke orang pintar yang mempunyai kekuatan supranatural. Bukan tidak mungkin karena ilah lainlah yang menolong dia dengan meminta imbalan. Bukankah Tuhan Yesus menolong kita dengan tidak memberikan beban atau meminta imbalan apa pun? 

Pada akhirnya teman saya menyadari kesalahannya. Mungkin dia telah menjadikan ilah lain sebagai Allahnya sendiri selama ini, sehingga akhirnya menjadi beban bagi dirinya. Untunglah kemudian dia bertobat. 

Pada masa pertobatan ini marilah kita sadari perbuatan dan tindakan kita. Sudah benarkah perbuatan kita dimata Tuhan dan sesama? Janganlah mendua hati kepada ilah-ilah lain! Tetap pegang teguh firman Tuhan dan kebenaran sebagaimana yang diajarkan Tuhan Yesus.


Doa :

Allah Bapa di dalam surga, terima kasih atas kebenaran firman-Mu yang hidup dan selalu membimbing serta mengajarkan kami untuk senantiasa bersekutu dengan-Mu. Kebenaran firman-Mu membuat kami merdeka dari segala beban berat. Roh Kudus, bersemayamlah di hati kami. Ajarlah kami untuk selalu setia pada ketetapan Firman-Mu. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang