(Renungan) Terjebak dalam Menilai

Terjebak dalam Menilai
(Fransiscus Haryanto)


Kata Yesus kepada mereka, “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu. Pekerjaan manakah diantaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”
(Yoh. 10:32)


Kalender Liturgi Jumat, 22 Maret 2024
Bacaan Pertama : Yer. 20:10-13
Mazmur Tanggapan : Mzm. 18:2-3a. 3b-4. 5-6. 7
Bacaan Injil : Yoh. 10:31-42


Dalam bacaan Injil hari ini, kita kembali diperlihatkan perihal perbuatan orang Yahudi yang akan melempari Yesus dengan batu. Rasa benci yang begitu besar kepada-Nya, membuat mereka tidak dapat menilai Yesus dengan jernih. Mereka tutup mata dengan apa yang telah dilakukan-Nya. Sebaliknya mereka hanya mencari kesalahan-Nya, itu pun menurut penilaian sepihak dari mereka. Sekeras apa pun Yesus memberikan penjelasan, mereka tetap menilai Yesus telah menghujat Allah. Padahal Yesus telah banyak berbuat mukjizat kepada orang-orang yang ditemui-Nya, bahkan yang langsung meminta tolong kepada-Nya. Perbuatan yang Yesus lakukan adalah semata-mata karena kasih dan kuasa Bapa yang diberikan kepada-Nya.

Dalam pergaulan hidup sehari-hari, kita juga sering bertindak seperti orang Yahudi yang hendak melempari Yesus dengan batu. Kita mudah menilai orang sekehendak hati kita. Manusia diciptakan memang dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Jika kita hanya melihat kelemahan orang, maka kita akan selalu menilai orang buruk. Sebaiknya kita melihat secara keseluruhan apa yang dilakukan orang tersebut. Cerita atau tanggapan buruk dari orang lain tentang dia lebih baik dipertimbangkan dulu. Termasuk juga menilai dia karena latar belakang keluarganya, sehingga penilaian kita tidak obyektif. Perhatikan apakah perbuatan dan ucapannya selaras atau tidak. Intinya dalam menilai, kita harus jujur datang dari hati yang bersih dan ikhlas, tidak disertai iri dan kebencian.

Saya pun pernah terjebak dalam menilai, karena terlalu cepat menilai seseorang. Ironisnya kadang saya salah menilai orang yang dekat dengan saya, seperti teman sepelayanan di Gereja. Beberapa dari mereka, saya nilai hanya mencari popularitas. Mereka seolah-olah ingin banyak terlibat dan selalu mau mengatur kegiatan-kegiatan rohani yang ada. Saat itu, memang saya juga baru ikut terlibat dalam pelayanan dan belum begitu mengenal mereka. Padahal, setelah saya berinteraksi dan cukup mengenal mereka, ternyata mereka tidak seperti yang saya pikirkan. Mereka dapat memimpin dengan baik dan bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umat.

Marilah kita berusaha lebih mengenal seseorang sebelum menilainya!


Doa : 

Allah Bapa di surga, ampuni kami bila salah dalam menilai-Mu dan orang-orang di sekitar kami. Bantu kami untuk dapat memahami-Mu dan orang-orang di sekitar kami secara baik sebelum kami menilai, sehingga kami tidak terjebak dalam menilai. Amin.


https://cdn.kemenag.go.id/storage/posts/4_3/mid/515639.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang