(Renungan) Carang yang Berbuah

Carang yang Berbuah 
(Wellyani Maria)


Setiap carang pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya
dan setiap carang yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
(Yoh. 15:2)


Kalender Liturgi Minggu, 28 April 2024  
Bacaan Pertama : Kis. 9:26-31
Mazmur Tanggapan : Mzm. 22:26b-27. 28. 30. 31-32
Bacaan Kedua : 1Yoh. 3:18-24
Bacaan Injil : Yoh. 15:1-8


Ada taman kecil di rumah yang sengaja saya biarkan menjadi obyek untuk memberikan oksigen baru. Di pojoknya tumbuh pohon murbei dengan daunnya yang rimbun. Murbei atau mulberry adalah salah satu jenis buah beri yang berwarna merah, jika matang warnanya berubah menjadi merah kehitaman dan manis rasanya. Saat ini sulit menemukan penjual murbei dalam anyaman bambu seperti dulu, namun saya masih bisa menikmati buah yang matang dari pohon murbei di taman rumah.

Dari batang stek yang ditancapkan, tumbuh daun dan ranting-ranting kecil dan semakin rimbun. Saya tidak sanggup untuk membersihkan dan merapikannya karena batang kayunya yang keras, butuh golok untuk memangkasnya. Saya meminta bantuan Pak Nasir, tukang kebun komplek untuk memangkasnya. Dengan telaten dibersihkannya dahan dan ranting tua, juga daun-daun yang terlalu rimbun. Setelah diselesaikannya pohon menjadi sedikit gundul namun menjadi lebih terang suasana tamannya. Sebelumnya saya diingatkan, apakah tidak sayang jika pohon murbei ditebang? Usul ini membuat saya berpikir ulang namun setelah kira-kira 2-3 minggu berlalu, saya melihat banyak tumbuh daun-daun baru dari ranting-ranting muda. Buahnya juga muncul dan tumbuh kembali. Saya kembali menjadi pelanggan rutin yang memetik buahnya.

Seperti sabda Allah pagi ini, “Setiap carang pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap carang yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Allah memperhatikan setiap carang-carang dari pohon milik-Nya. Dalam Perjanjian Lama, kebun anggur atau pokok anggur adalah kiasan dari Israel yang diperhatikan Allah. Saya dan anda adalah carang-carang-Nya, dan setiap kali siap dibersihkan-Nya supaya lebih banyak berbuah. Tetap tinggal dan menjadi carang yang tetap melekat pada pokok-Nya. 

Merenungan bacaan hari ini, menjadi carang seperti apakah kita? Apakah kita juga sudah menjadi carang-carang-Nya yang berbuah? Apakah setiap dari carang-carang kita ini perlu dibersihkan? Dibersihkan oleh Bapa, yang membuat kita menjadi carang-carang yang berbuah banyak. Dan apakah kita sudah sungguh melekat pada Allah dan menangapi segala usaha Allah dengan menghasilkan buah?

Doa :

Allah Bapa Sang Pencipta yang Mahabaik, terima kasih karena kami boleh menjadi bagian dari carang-carang-Mu. Engkaulah pokok anggur dan kami adalah carang-carang yang mau terus melekat dan berbuah. Bantulah kami untuk siap dan mau dibersihkan agar buah yang kami hasilkan semakin banyak, baik dan manis. Nama-Mu kami puji kini dan sepanjang masa. Amin.



https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQFcYXexN9vno5RtwkzauoT1qhcqHkaHHIjwA&s


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang