(Renungan) Memilih untuk Setia

Memilih untuk Setia
(Laurentia Linda)


“Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
(Yoh. 6:67)


Kalender Liturgi Sabtu, 20 April 2024
Bacaan Pertama : Kis. 9:31-43
Mazmur Tanggapan : Mzm. 116:12-13. 14-15. 16-17
Bacaan Injil : Yoh. 6:60-69

Beberapa waktu yang lalu, ada seorang sosok di pemerintahan yang dielu-elukan banyak orang karena dianggap sebagai seseorang yang berani menyuarakan kaum minoritas dan membela kepentingan orang banyak. Ketika sesuatu terjadi dalam kehidupan berumah tangganya dan sikap yang diambil mengecewakan banyak orang, maka banyak orang meninggalkan dia dan tidak simpatik lagi pada sosok ini. Saya termasuk dalam golongan orang banyak ini.

Injil hari ini menceritakan orang banyak yang semula mengikuti Yesus karena mukjizat dan pengajaran-Nya, mulai meragukan Yesus yang mengklaim bahwa Dia adalah roti hidup. Dia mungkin saja dianggap gila, asal bicara karena kematian dan kebangkitan-Nya belum terjadi. Percaya yang diminta oleh Yesus dari pengikut-Nya adalah percaya yang totalitas tanpa batas dan syarat. Di dalam benak saya menggambarkan situasi saat itu, Yesus seperti sedang melakukan suatu prank dan pengikut yang meninggalkan Yesus adalah peserta yang tereliminasi.

Yesus tidak berusaha menahan mereka yang pergi, malah Dia bertanya kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Ada kata “mau“ dalam kalimat tersebut karena memang mengikuti Yesus dan menjadi setia adalah soal kemauan kita. 

Bagaimana jawaban dan sikap kita seandainya pertanyaan Yesus ditujukan pada kita saat ini? Saat ini banyak orang yang tadinya setia menjadi tidak setia lagi, yang tadinya sangat menghargai kebenaran tetapi sekarang ini bisa bernegosiasi, sebelumnya mau hidup mempertahankan iman tapi demi harta mau melakukan tindakan yang menentang iman.

Perbedaan antara kedua belas rasul dengan pengikut yang meninggalkan Yesus sepertinya adalah kadar kedekatan relasi yang terbentuk. Pengikut yang meninggalkan Yesus tidak mengalami ataupun berusaha memiliki hubungan yang lebih intim dengan Yesus. Mereka hanya menganggumi mukjizat yang dilakukan Yesus dan mengharapkan konsumsi yang akan mereka dapat dalam setiap pengajaran.

Marilah mencintai Yesus dengan segenap hati, agar kita tidak mudah menggadaikan-Nya dengan apa pun di bumi ini dan memilih kehidupan abadi yang dijanjikan oleh Yesus. 


Doa :

Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh. Amin.



https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTmFl4AoAvtigndWRNZwQKhH8XVkLfiytUpBw&s


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang