(Renungan) Warisan Yesus Kristus

Warisan Yesus Kristus
(Antonius Tjahiono)


Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu,
dan Aku memberi kepadamu tidak seperti dunia memberi.
Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
(Yoh. 14:27)


Kalender Liturgi Selasa, 30 April 2024
Bacaan Pertama : Kis. 14:19-28
Mazmur Tanggapan : Mzm. 145:10-11. 12-13ab. 21
Bacaan Injil : Yoh. 14:27-31a


Aku dari keluarga bukan Katolik. Aku dibaptis dewasa, pada awal kuliah di Jakarta. Aku merasa beruntung dan bahagia karena dibaptis oleh pastor Belanda tanpa melalui katekese.  Kurenungkan perkataan Yesus dalam Injil Yohanes, bahwa damai sejahtera-Nya ditinggalkan untuk para murid-Nya. Apa yang diwariskan-Nya berbeda dengan yang diwariskan dunia. Aku merasa masa laluku penuh damai sejahtera yang diberikan oleh dunia.

Dari kuliah hingga kerja, aku sering menghadapi masalah. Bila masalah datang, aku pergi hangout atau minum bir untuk menghilangkan masalah. Apakah itu menyelesaikan masalah dan aku mendapatkan damai sejahtera? Tidak, itu bukan damai sejahtera yang sesungguhnya. Itu hanya penampakan di luar diriku, sedangkan di dalam diriku sebenarnya merasa kering. Aku ke gereja sekedar rutinitas, kurang memahami makna liturgi karena memang aku tidak pernah ikut katekese. Puji Tuhan setelah berkeluarga, aku aktif di lingkungan dan mulai mengerti makna liturgi. Aku bisa menyadari kehadiran Tuhan dalam Sakramen Ekaristi, sehingga ke gereja bukan sekedar rutinitas.  

Perlahan dan pasti aku melangkah, menjalani hidup menggereja dengan baik dan benar. Aku masuk komunitas, belajar Kitab Suci, sehingga ketika menemui masalah, aku mau menyelesaikannya bersama Tuhan. Ketika masalah datang, aku ke gereja atau masuk ruangan untuk duduk diam dan berdoa. Aku tidak gelisah dan gentar. Aku percaya Allah Bapa pemilik damai sejahtera selalu menyertaiku dan meninggalkan damai sejahtera dalam hatiku, sehingga aku merasakan damai sejahtera yang sesungguhnya.

Ketika Yesus hendak meninggalkan dunia, Ia mewariskan damai sejahtera kepada para murid-Nya. Damai sejahtera dari Yesus bukan merupakan jaminan bahwa para murid-Nya tidak akan mengalami badai kehidupan, melainkan sebuah janji bahwa ada kuasa dan damai sejahtera untuk melalui badai itu. Yesus juga meninggalkan Roh Kudus untuk para murid-Nya yang akan menolong untuk mengajarkan dan mengingatkan mereka akan segala sesuatu yang diajarkan Yesus, sehingga mereka mampu melalui badai di dalam hidup mereka.

Jika damai sejahtera kita terasa kurang, ijinkanlah Roh Kudus memenuhi hidup kita!


Doa :

Ya Bapa Yang Mahabaik dan penuh kasih, aku bersyukur atas kemurahan hati-Mu, sehingga aku bersatu dengan Roh Kudus-Mu. Semoga aku dapat mempersiapkan dan membersihkan hati untuk menerima warisan dari Yesus Kristus, menerima damai sejahtera. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang