(Renungan) Berani Mengakui Kebenaran

Berani Mengakui Kebenaran
(Kresensia Aurelia Aida Kurniawan)


“dan bertanya kepada-Nya: “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu ? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?”
(Mrk. 11:28)


Kalender Liturgi Sabtu, 1 Juni 2024
Bacaan Pertama : Yud. 1 : 20b-25
Mazmur Tanggapan : Mzm. 63 : 2, 3-4, 5-6
Bacaan Injil : Mrk. 11 : 27-33


Yesus ditanya oleh imam-imam kepala dan para ahli Taurat, karena segala mukjizat yang dilakukan-Nya dengan kuasa yang hebat itu. Mereka merasa kalah populer dengan Yesus dan sering berusaha menjebak Yesus dengan pertanyaan-pertanyaan dihadapan orang banyak. Orang banyak selalu mengikuti Yesus, senang mendengar pengajaran-Nya dan menantikan mukjizat-Nya. Sesungguhnya mereka tahu bahwa Yesus adalah utusan Allah, karena ada tertulis ciri-ciri utusan Allah dalam Kitab Suci. Jadi pertanyaan mereka tidak sungguh-sungguh ingin tau siapa yang mengutus-Nya. Mereka tidak mau mempercayai kebenaran bahwa Yesus adalah utusan Allah.

Pada 9 Agustus 1945 Kekaisaran Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Ini kabar gembira bagi para pejuang Indonesia untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Kala itu ada seorang bernama Muh. Yusuf Ronodipuro  yang adalah wartawan radio militer Jepang di Jakarta. Ia mendapatkan tugas dari utusan para pejuang kemerdekaan untuk memberitakan hal ini melalui radio. 

Yusuf diberi kuasa menyebarluaskan berita kemerdekaan melalui radio dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Beritanya berhasil didengar oleh radio-radio internasional. Semenjak ini maka dunia internasional tahu bahwa Indonesia sudah merdeka.

Upaya Yusuf ketahuan dan ia mengalami siksaan fisik oleh pihak Jepang. Karena penguasa Jepang saat itu tidak mau mengakui kebenaran bahwa Indonesia telah merdeka dengan kekalahan mereka dalam perang. Seorang perwira Jepang hampir saja memenggal kepalanya dengan katana. Sahabatnya seorang letkol Jepang datang menolongnya, sehingga ia lolos dari hukuman itu.

Demikian juga Yesus yang adalah benar utusan Allah untuk memberitakan kebenaran agar manusia selamat dari kebinasaan abadi. Namun banyak yang tidak mempercayai kebenaran ini, bahkan berusaha untuk menyingkirkan-Nya karena kepentingannya terancam.

Kejadian seperti ini bisa kita temui di sekitar kita. Banyak orang takut meninggalkan apa yang telah dimiliki walaupun tidak sesuai dengan kebenaran ajaran Yesus. Kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran adalah hal-hal duniawi yang harus diwaspadai supaya jangan sampai membuat manusia tidak berani mengakui kebenaran. 

Termasuk orang seperti inikah anda dan saya?


Doa : 

Oh Yesus yang baik, betapa besar kasih-Mu pada Bapa dan juga pada kami. Engkau menanggung banyak derita demi kebenaran yang harus disampaikan kepada kami. Kami mohon rahmat bimbingan-Mu agar rela berbalik dari perbuatan kami yang jahat menuju kebenaran ajaran-Mu. Bantulah kami untuk berani mengakui kebenaran. Supaya ketika Kau datang kembali, dunia ini dihuni oleh manusia beriman yang taat dan setia seperti yang Kauharapkan. Amin.

https://th.bing.com/th/id/OIP._KKAlsFfEl7cUQuadRRp_wHaFp?w=199&h=180&c=7&r=0&o=5&dpr=1.3&pid=1.7



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang