(Renungan) Melepaskan Kelekatan untuk Mengikuti Tuhan

Melepaskan Kelekatan untuk Mengikuti Tuhan
(Bernadette Esther)


Yesus memandang dia dan mengasihinya, lalu berkata kepadanya, 
“Hanya satu kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga, 
kemudian datanglah kemari, dan ikutilah Aku.” 
(Mrk. 10:21)


Kalender Liturgi Senin, 27 Mei 2024
Bacaan Pertama : 1 Ptr. 1:3-9
Mazmur Tanggapan : Mzm. 111:1-2. 5-6.9. 10c
Bacaan Injil : Mrk. 10:17-27


Seorang murid datang kepada gurunya, dan mengatakan bahwa ia adalah orang kaya dan baru saja mendapatkan untung yang sangat besar. Ia bertanya apa yang harus dilakukannya, agar penggunaan kekayaannya itu juga bermanfaat bagi kehidupan rohaninya. Sang Guru memintanya untuk datang seminggu lagi. Ketika si murid kembali, sambil menarik nafas panjang, Sang Guru berkata: “Seandainya engkau memberikannya kepada kawan-kawan dan sanak saudaramu, itu tidak akan menguntungkan kehidupan rohanimu. Seandainya engkau memberikannya ke tempat ibadah, engkau hanya akan memuaskan keserakahan para imam. Seandainya engkau memberikannya kepada orang miskin, engkau akan merasa bangga karena kebaikan hatimu dan jatuh ke dalam dosa menyombongkan diri.” Karena si murid mendesak, akhirnya Sang Guru berkata: “Berikanlah uang itu kepada orang miskin. Sekurang-kurangnya mereka akan merasakan manfaatnya, meskipun engkau sendiri tidak.”

Bisa jadi, kisah yang ditulis oleh Anthony de Mello, SJ dalam Buku “Doa Sang Katak 2” itu terinspirasi dari Injil Markus 10:17-27, bacaan hari ini.
 
Injil mengisahkan tentang seorang yang kualitas hidupnya sangat baik. Sejak masa muda ia telah taat pada aturan: tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak berbohong, tidak mengurangi hak orang, dan hormat kepada orang tuanya. Ketika ia bertanya kepada Yesus bagaimana agar memperoleh hidup yang kekal, Yesus memintanya agar menjual segala yang dimilikinya dan memberikannya kepada orang miskin. Mendengar perkataan Yesus, orang itu menjadi kecewa lalu pergi dengan sedih, sebab banyaklah hartanya. Cintanya pada harta mengalahkan keinginan untuk mengikuti Yesus, Sang Penyelamat. 

Santo Ignatius dari Loyola mengajarkan untuk memiliki sikap lepas bebas. Tak terikat materi, gila kuasa, mengagungkan gengsi dan berpusat pada diri sendiri. Bebas dari segala minat keduniawian dan sepenuhnya menyandarkan diri pada rahmat Ilahi. Keselamatan atau kehidupan kekal adalah anugerah Allah. Oleh karenanya, biarlah rahmat dan campur tangan Tuhan berkarya dalam diri orang yang bebas dari kelekatan pada hal-hal duniawi. 


Doa :

Yesus, Engkau mengingatkan kami untuk tidak lekat terhadap harta dunia, yang bisa menjauhkan kami dari-Mu. Anugerahilah kami rahmat agar bisa mengikuti dan mencintai-Mu dengan hati yang bebas. Terangilah hati dan budi kami agar kami selalu mengutamakan Engkau, karena tujuan hidup kami adalah keselamatan, kehidupan kekal bersama-Mu. Amin. 


https://i.pinimg.com/736x/f2/1d/e1/f21de1451ef9a1c2431a4ee832037df6.jpg


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang