(Renungan) Saksi Kristus

Saksi Kristus
(M. Maria Novita)


Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma.
(Kis. 23:11b)


Kalender Liturgi Kamis, 16 Mei 2024.
Bacaan Pertama : Kis. 22:30. 23:6-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 16:1-2a. 5. 7-8. 9-10. 11
Bacaan Injil : Yoh. 17:20-26


Bacaan pertama berkisah tentang Rasul Paulus yang diteguhkan sendiri oleh Tuhan Yesus untuk bersaksi tentang Dia. Adalah Klaudius Lisias, seorang kepala pasukan Romawi di Yerusalem yang bertanggung jawab menangkap dan menjaga keselamatan Paulus sampai Kaisarea. Lisias ingin mengetahui dengan teliti tuduhan orang-orang Yahudi, sehingga ia membawa Paulus dari markas untuk menghadapkannya kepada imam-imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama. 

Paulus mengetahui bahwa ada dua pihak yang akan dihadapinya dan mereka memiliki perbedaan hakiki. Orang-orang Saduki tidak mengenal adanya kebangkitan dan juga tidak percaya adanya malaikat atau roh. Tetapi orang-orang Farisi mengakui keduanya. Secara lantang Paulus menyatakan ia keturunan orang Farisi, ditangkap dan dihadapkan ke Mahkamah Agama karena mengharapkan kebangkitan orang mati. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil membelanya. 

Dengan sadar dan berani, Paulus menciptakan keributan dan perpecahan besar antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki. Kuatir akan keselamatan Paulus, Lisias mengembalikannya ke markas. Pada malam berikutnya Tuhan datang dan berkata kepada Paulus: "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma." (Kis. 23:11)

Saya teringat masa kecil. Ada komunitas Sekolah Minggu gereja sebelah yang giat mengajak, mengantar dan menjemput anak-anak dari mayoritas keluarga non-Kristen untuk beribadat. Selesai acara, setiap anak dibawakan hampers menarik. Banyak anak-anak  menjadi rajin dan bergembira ke gereja. Namun tidak sedikit masyarakat menjadi sengit, bahkan memusuhi. 

Pada akhir Perayaan Ekaristi, kita biasa mendengar romo berkata: "Marilah pergi, kita diutus!" Sebagaimana Paulus diutus, kita pun diutus untuk mewartakan Injil. Kita dapat mengikuti sikap hidup Paulus sebagai teladan. Ia militan, berani mengorbankan banyak hal, namun cerdas dan bijaksana. Maka untuk menjadi saksi Kristus, kita dituntut memberikan teladan hidup lewat keseharian kita, yang tercermin dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Mari kita melakukan evangelisasi yang damai dan cerdas!


Doa:

Tuhan Yesus, meneladani Paulus, aku pun semakin dikuatkan oleh perkataan-Mu. Berikanlah hikmat agar aku tetap setia, taat dan berani bersaksi tentang Engkau, bukan karena ingin menunjukkan siapa diriku, melainkan demi kemuliaan-Mu. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang