(Renungan) Siap Gembalakan Domba-Domba-Nya

Siap Gembalakan Domba-Domba-Nya 
(Julius Saviordi)


Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
(Yoh. 21:17)


Kalender Liturgi Jumat, 17 Mei 2024
Bacaan Pertama: Kis. 25:13-21
Mazmur Tanggapan: Mzm. 103:1-2. 11-12. 19-20b
Bacaan Injil: Yoh. 21:15-19


Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus bertanya kepada Simon Petrus tiga kali: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Dalam pertanyaan pertama, bahkan ditanyakan, “Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Petrus menjawab dua kali, “Benar Tuhan…” Tetapi pertanyaan Yesus yang ketiga kalinya membuat Petrus sedih. Ternyata Yesus tidak menginginkan jawaban di mulut saja, melainkan Yesus ingin Petrus menjawabnya dari hati. Karena kesiapan Petrus sangat diperlukan untuk menerima tugas perutusan dari Yesus: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Yesus ingin Petrus sungguh-sungguh siap, karena tugas itu akan diemban Petrus tanpa kebersamaan Yesus di dunia. Bahkan Petrus akan mati sebagai martir dengan siksaan yang berat.

Membaca perikop ini saya teringat akan tugas perutusan yang Tuhan tanam di hati saya dan dua teman saya di masa kuliah. Pada waktu itu Tuhan sendiri yang menyiapkan hati dan roh kami untuk menjalankan tugas itu.

Kami berkuliah di kelas malam, karena siangnya kami bekerja. Di masa itu di kampus kami belum ada persekutuan doa untuk mahasiswa Katolik yang kuliah malam. Tetapi di hati kami bertiga, kami punya cita-cita untuk mengadakannya. 

Cara Tuhan menyiapkan kami memang ajaib. Kami bertiga dibawa Tuhan untuk mengikuti Seminar Hidup Baru Dalam Roh di gereja dekat kampus kami. Sesi-sesi yang kami ikuti menggiring kami kepada kesungguhan hati untuk berani mengadakan persekutuan doa yang kami cita-citakan. 

Setelah mengikuti seminar tersebut, kami benar-benar mengadakan persekutuan doa tersebut dengan penuh sukacita dan semangat. Banyak atau sedikit yang hadir, kami tetap bersyukur dan memuliakan Tuhan.

Mungkin banyak dari kita yang sudah menerima tugas perutusan dari Tuhan. Cara Tuhan menyiapkan hati kita mungkin berbeda-beda. Ada yang mendapatkan kesiapan hati yang bersumber dari doa, ada yang berasal dari Firman, ada yang mendapatkannya dari peneguhan orang lain atau karena mengikuti kegiatan rohani tertentu.

Mari kita tuntaskan tugas perutusan kita! Sesungguhnya Roh Kudus menyertai kita senantiasa dalam menjalankan tugas-tugas kita!


Doa :

Tuhan Yesus yang maha baik, terima kasih atas segala cara-Mu untuk menyiapkan aku dalam mengemban tugas perutusanku. Pimpinlah aku selalu dalam menjalankan segala tugas perutusan-Mu. Amin.


https://mdc.sch.id/wp-content/uploads/2017/09/shepherd.jpg


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang