(Renungan) Siapa yang akan Masuk Kerajaan Allah?

Siapa yang akan Masuk Kerajaan Allah? 
(Rosa Maria Gani)


“Sesungguhnya Aku berkata kepadamu:“Siapa saja yang tidak menyambut Kerajaan Allah seperti anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” 
(Mrk. 10:15)


Kalender Liturgi Sabtu, 25 Mei 2024
Bacaan Pertama : Yak. 5:13-20
Mazmur Tanggapan : Mzm. 141:1-2. 3. 8
Bacaan Injil : Mrk. 10:13-16


Anak-anak kecil bukanlah kelompok yang diperhitungkan dalam masyarakat. Berbeda dengan orang dewasa yang dianggap lebih unggul, karena memiliki kedudukan, materi, pengetahuan atau bahkan dianggap lebih banyak mengerti tentang keagamaan. Mereka dianggap sebagai kelompok yang lebih hebat dan memiliki kekuatan dalam memecahkan masalah kehidupan. Sementara anak kecil merupakan kelompok yang tidak berdaya dan sering mengandalkan orang dewasa di sekitarnya. Apalagi, masyarakat pada umumnya lebih mementingkan urusan duniawi, sementara bagi Yesus yang terpenting adalah siapa yang akan menjadi pemilik dan masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Anak kecil inilah yang menjadi pemilik Kerajaan Allah, karena mereka memikili sikap yang berkenan bagi Yesus. Sikap-sikap tersebut adalah sikap yang menyadari bahwa kita tidak berdaya dan harus mengandalkan Allah dalam meraih Kerajaan Allah. Ketika kita terbiasa mengandalkan Allah, ada relasi kuat yang terjalin secara terus menerus dan dengan demikian, Allah pun akan memberkati kita dengan menganugerahkan hal-hal baik kepada kita.  

Saya teringat pada masa kanak-kanak ketika harus bersekolah sampai sore, saya sangat menyukai ketika tiba-tiba hujan. Biasanya pulang sekolah, saya berjalan kaki beriringan dengan teman-teman sebaya. Tetapi jika hujan di sore hari, itu adalah saat yang menggembirakan, karena ayah saya pasti menunggu di gerbang sekolah dengan payungnya. Selain senang berjumpa dengan ayah di gerbang sekolah, saya juga menikmati berjalan dengan menggunakan payung bersama ayah. Saya sangat mengandalkan ayah yang melindungi saya dari hujan. Apalagi, saat itu ayah meninggalkan pekerjaannya dan memilih untuk menunggu saya dengan payungnya. Saya yakin, ayah melakukan hal itu karena mengharapkan hal-hal baik terjadi pada saya, seperti tidak kehujanan atau menjadi sakit. 

Mari kita meniru sikap anak kecil itu dengan cara merendahkan diri, melepaskan kesombongan yang melekat, agar kita dapat berjalan bersama Allah serta mengandalkan-Nya secara terus-menerus dalam suka maupun duka. Semoga dengan demikian, Yesus pun mau memeluk kita, sehingga kita tumbuh menjadi pribadi yang terberkati serta ikut masuk ke dalam Kerajaan Allah. 


Doa :

Yesus yang Mahabaik, ampunilah saya karena sering merasa hebat dengan berbagai keunggulan yang saya miliki. Anugerahkanlah rahmat agar saya mampu meniru sikap anak-anak kecil itu, melepaskan kesombongan diri yang melekat pada diri saya. Semoga saya selalu bersikap rendah hati dan mengandalkan Engkau dalam setiap peristiwa hidup, sehingga saya berkenan di hadapan-Mu dan diperkenankan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Amin. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang