(Renungan) Upah Mengikut Yesus

Upah Mengikut Yesus
(Christine Meilani Kesumaputri)


Sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.
(Mrk. 10:30b)


Kalender Liturgi Selasa, 28 Mei 2024
Bacaan Pertama : 1Ptr. 1:10-16
Mazmur Tanggapan : Mzm. 98:1. 2-3ab. 3c-4
Bacaan Injil : Mrk. 10:28-31


Yesus menjelaskan kepada Petrus tentang upah bagi pengikut-Nya. Upah masa sekarang dan masa mendatang, yang menggambarkan ketegangan antara janji dan penggenapan dalam hidup beriman. Pengikut Kristus akan mendapat berkat dan juga aniaya. Adanya upah kelak, jangan dijadikan alasan untuk menuntut dari Allah, terutama dalam kesusahan. Semua pergumulan akan berakhir dengan kejayaan hidup kekal bagi mereka yang taat kepada kehendak Allah.

Aku baru saja mengalami pergumulan yang berakhir dengan kebaikan dan rasa syukur. Meskipun bukan dengan mulus-mulus saja. Aku merasakan bahwa Tuhan memang menyertaiku. Tuhan melindungi hidupku.

Setelah lulus KPKS, aku berniat napak tilas kehidupan Yesus. Aku dan suami berencana ke Israel pada 2023. Biaya tur sudah kami bayar, namun keberangkatan batal karena ada perang. Hamas menyerang Israel dan dibalas. Setelah menunda untuk beberapa saat, akhirnya kami mendapat jadwal ulang. Pada 2024 kami ke Mesir, Israel, Jordan dan Dubai.

Sungguh menyenangkan bagi kami berkunjung ke Israel karena disana masih sepi dari peziarah. Kami menikmati penuh semua situs tanpa antrian panjang. Kami misa tiap hari di gereja Katolik yang dikelola ordo Fransiskan.  

Ketika kami masih berada di Israel, Iran menyerang Israel dengan rudal. Semua orang terdekat kami di tanah air sangat khawatir. Namun ternyata semua rudal Iran dihancurkan sebelum jatuh ke bumi Israel. Untunglah kami semua aman dan selamat.

Masalah berikutnya datang. Dubai banjir. Penerbangan ditunda lima jam di Bandara Ratu Alia Jordan. Setiba di Dubai kami harus menunggu bagasi dua jam. Dalam satu malam, Dubai menunda penerbangan 7 kali. Kami berdiri dalam antrian sekitar 6 jam di bandara Dubai, karena tidak ada petugas counter dan tidak ada penerbangan.

Pada akhirnya kami sungguh bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan-Nya karena kami dapat kembali ke tanah air Indonesia dengan selamat setelah melalui fase kesusahan dan penderitaan. Pengalaman ini juga menguatkanku bahwa menjadi pengikut Yesus memang harus melalui kesusahan dan penderitaan untuk dapat mencapai kemuliaan bersama-Nya.


Doa : 

Bapa yang Mahabaik, bimbinglah langkah hidup kami dan dampingilah kami selalu dalam melewati padang gurun hidup ini, menghadapi tantangan dan godaan yang sulit. 
Semoga dalam damai dan sukacita sejati, kami semakin dekat dengan-Mu. Amin.



https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQzyr601eS2O-OTk3QzPteHVDBF3-I8rNVhSw&s


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang