(Renungan) Cintailah Musuhmu

Cintailah Musuhmu
(Juwati Darmawidjaja)


Namun, Aku berkata kepadamu: kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 
(Yoh. 5:44)


Kalender Liturgi Selasa, 18 Juni 2024
Bacaan Pertama : 1Raj. 21:17-29
Mazmur Tanggapan : Mzm. 51:3-4. 5-6a. 11. 16
Bacaan Injil : Mat. 5:43-48


Dalam kehidupan, ada orang yang berbuat baik sehingga kita suka kepadanya. Di sisi lain ada pula orang yang dengan sengaja atau tidak sengaja tidak baik kepada kita. Akibatnya kita akan menjadi marah, jengkel, ataupun tidak suka kepadanya. Orang yang melakukan kebaikan biasanya akan kita anggap sebagai teman, sahabat, bahkan sebagai keluarga sendiri. Apa yang akan kita lakukan jika orang tersebut dengan sengaja melakukan hal yang tidak baik, ataupun melukai hati kita? Secara otomatis tentu saja kita akan menjauhi orang tersebut, bahkan tidak lagi menganggapnya sebagai teman, sahabat, apalagi keluarga.

Setiap orang punya ceritanya sendiri, tentang siapakah orang yang pernah menyakiti hatinya, atau siapa yang baginya paling sulit dikasihi. Wujud musuh atau lawan tidak hanya berupa orang lain, akan tetapi musuh bisa berwujud diri sendiri, yang terkadang bahkan lebih sulit untuk ditaklukkan ketimbang orang lain. Ada banyak hal yang menggambarkan kita harus menghadapi musuh berupa diri sendiri.

Yesus menekankan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, namun membalas kejahatan dengan kebaikan. Inilah sikap kasih terhadap sesama yang berdasarkan kasih terhadap Tuhan. Inilah yang membuat Santo Maximilian Kolbe menyerahkan nyawanya sendiri sebagai pengganti nyawa tawanan yang lain. Kasih seperti inilah yang membuat ibu Teresa yang terberkati dari Kalkuta merawat orang-orang yang miskin, sakit, dan tidak diinginkan.

Mengampuni dan berdoa bagi musuh sangatlah mustahil. Yesus menekankan aspek cinta yang tak terbatas, cinta yang tidak memandang perbedaan, cinta tak bersyarat dan cinta yang sejati. Cinta sejati itu dapat dilihat dari tindakan mengampuni dan mendoakan musuh kita. Yesus mencontohkan, di kayu salib-Nya, Ia-pun berdoa bagi mereka yang menyalibkan-Nya, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan” (Luk. 23:34).

Dapatkah kita mengampuni dan mendoakan musuh kita? Jika Yesus mengajarkan tentang pengampunan dan mendoakan musuh, mengapa kita tidak meneladani-Nya?


Doa:

Allah Bapa yang Maha Kasih, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar kami mencontoh teladan-Mu. Buatlah agar kami mampu mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan mengasihi musuh-musuh kami. Semoga kami selalu mencari Engkau dan mengamalkan karya cinta kasih. Amin.



https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ4u31M40kPg2lmUAbsHJvIGKCGgnvun-dPvQ&s

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang