(Renungan) Kesadaran untuk Bertobat

Kesadaran untuk Bertobat
(Kresensia Aurelia Aida Kurniawan)


Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata : “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
(Mat. 8:2)


Kalender Liturgi Jumat, 28 Juni 2024
Bacaan Pertama : 2Raj. 25:1-12
Mazmur Tanggapan : Mzm. 137:1-2. 3. 4-5. 6
Bacaan Injil : Mat. 8:1-4


Penyakit kusta adalah penyakit kulit yang mengerikan dan menular. Orang sakit kusta patut dikasihani karena perlahan-lahan berbagai bagian tubuh membusuk dan rusak. Mereka diasingkan pada zaman Yesus. Bila bertemu orang lain harus berseru: “Najis! Najis!” untuk melindungi orang lain agar tidak datang terlalu dekat dan ketularan. 

Pada Injil hari ini, ada seorang kusta yang berbeda karena mendobrak kebiasaan saat itu. Ia mendekati Yesus dan mohon belas kasihan. Ia telah mendengar banyak cerita tentang Yesus yang sangat berbelas kasih. Dengan rendah hati, ia memohon supaya Yesus mau menyembuhkan dia. 

Orang sakit kusta melambangkan orang berdosa yang patut dikasihani. Perkataan dan perbuatannya seringkali kontradiksi. Mereka tidak menyadari keadaannya karena dikuasai oleh keinginan duniawi yang kelihatannya baik. Mereka merasa diasingkan oleh orang-orang di sekelilingnya. Sedangkan orang-orang di sekelilingnya tidak tahu bagaimana menolongnya.

Dalam pelayanan di suatu komunitas, ada beberapa teman yang merasa dirinya lebih pintar dan lebih rohani. Mereka merasa lebih pantas menjadi orang-orang terpilih untuk melayani komunitas. Tetapi ternyata mereka tidak terpilih, sehingga mereka marah, tidak mau hadir dalam acara komunitas dan tidak mau mengikuti aturan-aturan bersama. Padahal sebelum pemilihan, kami berdoa mohon bimbingan Roh Kudus. Agar siapa pun yang terpilih adalah kehendak Tuhan sendiri bukan rekayasa.

Komunitas ini memiliki hierarki kepengurusan atau hierarki pelayanan. Mereka “membangkang” dengan tidak taat pada hierarki di atasnya. Tidak mau taat pada manusia. Ketika mengikuti retret di Lembah Karmel, saya menemukan jawabannya dari seorang suster pengajar. Beliau menyampaikan syarat utama seseorang untuk mau bertobat dan mendekati Yesus adalah orang itu menyadari bahwa dia bersalah atau berdosa. Tetapi bagaimana membantu mereka untuk menyadari hal itu? Caranya dengan tekun berdoa, mohon pada Allah Roh Kudus untuk menyentuh hati mereka. Suatu saat mereka mendekati Yesus seperti orang sakit kusta itu. Tentu saja Yesus mau mengampuninya.

Maukah kita mendoakan orang yang masih sulit untuk menyadari kelemahannya agar bertobat ?


Doa : 

Oh Yesus yang baik, Engkau menempatkan kami dalam komunitas-komunitas mulai dari keluarga, lingkungan, dan kategorial. Engkau mau agar kami bersama-sama saling menyelamatkan, bukan saling bermusuhan. Berilah rahmat Roh Kudus-Mu supaya kami mau saling mendoakan, saling mengampuni supaya berkenan kepada-Mu. Amin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang