(Renungan) Mengabdi kepada Siapakah Engkau?

Mengabdi kepada Siapakah Engkau?
(Sylvia M. Djatisutikno)


“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” 
(Mat. 6:24)


Kalender Liturgi Sabtu, 22 Juni 2024
Bacaan Pertama : 2Taw. 24:17-25
Mazmur Tanggapan : Mzm. 89:4-5. 29-30. 31-32. 33-34
Bacaan Injil : Mat. 6:24-34


Memiliki dunia sekaligus memeluk surga, tidak akan mungkin bisa kita dapat. Karena keinginan dunia dan Allah jauh bertolak belakang. Seperti kata Yesus, ia akan setia  kepada seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Jika kita mencintai dunia, berarti kita tidak mengindahkan Tuhan. Tuhan menjadi tidak penting.
 
Kebanyakan manusia berpikir, hidup bahagia adalah memiliki uang sebanyak banyaknya, sehingga bisa membeli apa pun, juga mendapat kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan hidup. Padahal semakin manusia mencintai kekayaan, semakin terseret hidupnya dalam ketidakbahagiaan, kehampaan, hidup menjadi seperti robot. Karena itu manusia harus mempunyai kebijksanaan dalam menentukan sikap hidup, mau mengabdi kepada kekayaan atau Tuhan.

Kita pasti mengenal Steve Job, seorang yang sangat sukses di bidang teknologi dan inovasi. Ia sebagai pendiri perusahaan Apple. Kekayaannya pasti tidak terpisahkan dari hidupnya. Ia pernah menjadi orang terkaya di dunia. Pada tahun  2003, ia menderita kanker pancreas. Tahun 2011 ia menyadari kematiannya hampir tiba. Ia mengatakan; mengejar kekayaan tanpa batas bagaikan monster yang mengerikan dan sia-sia. Kekayaannya yang banyak pun tidak bisa menyembuhkan sakitnya dan tidak bisa ia bawa mati. Tetapi kasih memberi kekuatan dan terang baginya, kebaikan dan amallah yang bisa menemaninya sampai tujuan akhir.
Ketika seorang berada di ujung jalan, barulah menyadari bagaimana ia seharusnya hidup.  Menyadari Tuhan juga yang pegang kendali atas kehidupan kita, dan yang menentukan waktu hidup kita. 

Tuhan mengatakan kepada kita, "Janganlah kita mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya" (1Yoh. 2:15a). Mengasihi dunia, berarti memberikan sepenuh hidupnya hanya untuk dunia dan meninggalkan Tuhan Yesus. Karena dengan mengasihi dunia, berarti ‘tuhan’nya adalah diri sendiri dan kekayaannya itu. 

Karena itu kejarlah yang kekal, belajarlah berkata ‘cukup’ untuk apa yang kita dapat, sehingga kita selalu mempunyai waktu bersama Tuhan. Janganlah kita mengikuti nafsu dunia dan bersahabat dengan dunia, tetapi  bersahabatlah dengan Tuhan, karena Ia memiliki segalanya.


Doa : 

Bapa, kami sering tergoda untuk mencari kenikmatan. Jangan biarkan kami berambisi dan tidak pernah puas untuk mencari harta yang sesungguhnya membuat kami menjauh kami dari pada-Mu. Kami yakin jika kami mengikuti-Mu, pasti Engkau akan mencukupi segala kebutuhan kami. Bapa tolonglah kami untuk terus setia melekat kepada-Mu dan melakukan kehendak-Mu. Karena sesungguhnya di dalam Engkau, ada ketenangan dan damai sukacita. Amin. 


https://i0.wp.com/pantirehab.com/wp-content/uploads/2017/12/kesetiaan-ilustrasi.jpg?fit=300%2C145&ssl=1


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang