(Renungan) Mengapa Kamu Begitu Takut?

Mengapa Kamu Begitu Takut?
(Fidensius Gunawan)


Lalu Ia berkata kepada mereka: 
“Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”
(Mrk. 4:40)


Kalender Liturgi Minggu, 23 Juni 2024
Bacaan Pertama : Ayb. 38:1.8-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 107:23-24. 25-26. 28-29. 30-31
Bacaan Kedua : 2Kor. 5:14-17
Bacaan Injil : Mrk. 4:35-40


Markus mengisahkan bagaimana Yesus mengajar. Ketika mengajar, Yesus banyak menggunakan perumpamaan. Tentu dengan harapan para murid dan pendengar-Nya lebih mudah mengerti dan memahami pengajaran yang diberikan. Selesai mengajar dan hari sudah petang, Yesus mengajak para murid untuk bertolak ke seberang. Untuk itu mereka harus menggunakan perahu karena yang diseberangi adalah Danau Galilea. 

Dalam perjalanan, tanpa diduga tiba-tiba bertiup angin topan nan dahsyat, serta ombak besar yang berulang kali menghantam perahu. Para murid yang telah seharian mendengar pengajaran Yesus, sangat ketakutan. Rupanya segala pengajaran hanya masuk telinga, meresap dalam benak, namun belum menumbuhkan iman para murid. Yesus sampai berkomentar: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”

Saya dibaptis saat menjelang lulus SMA. Aktif sebagai legioner, terlibat kegiatan lingkungan, bahkan sering diminta menjadi fasilitator acara pendalaman iman. Tapi seperti para murid, semua ini tidak menjamin iman yang teguh. Beberapa kali, saya mengalami momen merasa takut teramat sangat. Saya teringat satu peristiwa.
 
Beberapa tahun lalu saya membeli rumah di area Serpong dengan cara cicil ke developer, sambil menunggu rumah dibangun. Saat rumah hampir selesai, karena suatu hal, saya tidak sanggup meneruskan cicilan. Beberapa kali saya  berupaya melakukan negosiasi dengan developer untuk meminta uang yang saya telah bayarkan dapat dikembalikan, namun gagal. Selama proses ini saya benar-benar takut. Karena uang yang sudah masuk ke developer, terancam hangus. Artinya saya akan mengalami kerugian sangat besar. Selama hari-hari itu, rasa takut begitu mencekam.
 
Hingga satu momen, saya pasrah dan berserah pada penyelenggaraan Ilahi. Saya hanya mohon kepada Tuhan, agar kerugian tidak terlalu besar. Agar sebagian uang yang telah saya bayarkan dapat kembali. Puji Tuhan, doa saya terkabul.

Bacaan hari ini sungguh menguatkan. Kita diajak untuk tidak takut. Percaya saja kepada Yesus yang sungguh Penolong Sejati. Serahkan seluruh masalah kita kepada-Nya. Beranikah kita berserah kepada-Nya? Secara total dan menerima apa pun kehendak-Nya?


Doa :

Ya Yesus, Engkau bertanya dengan heran: “Mengapa kamu begitu takut?” Tuhan, terima kasih, Engkau menegaskan bersama-Mu tak ada yang perlu ditakuti. Amin.


https://m.media-amazon.com/images/I/61plRBx4qnS.jpg







Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang