(Renungan) Dua Sisi Uang Logam

Dua Sisi Uang Logam
(Rosa Maria Gani)


Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.
Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai:
Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar;
kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”
(Mat. 13:30)


Kalender Liturgi Sabtu, 27 Juli 2024
Bacaan Pertama: Yer. 7:1-11
Mazmur Tanggapan:  Mzm. 84:3. 4. 5-6a. 8a.11
Bacaan Injil: Mat. 13:24-30


Dua sisi uang logam merupakan ungkapan tentang dua hal yang berbeda tetapi selalu berdampingan karena tak terpisahkan. Demikianlah kehidupan ini, ada yang baik dan jahat, tergantung mana yang dipilih.

Yesus menyampaikan bahwa Kerajaan Surga itu seperti orang menabur benih baik di ladangnya. Benih itu tumbuh karena kebaikan Allah. Sementara yang jahat diam-diam menyusup dan berbaur dengan yang baik, sehingga sulit membedakan yang baik dan yang jahat. 

Merenungkan bacaan ini, saya teringat kisah seorang ibu, sebut saja namanya ibu Ani. Ia sering menerima hinaan, kata-kata kasar dari keluarga ibu mertua karena dianggap memiliki status sosial yang lebih rendah. Kisah ini menjadi menarik, ketika anak-anak mulai remaja dengan kepekaannya dan ketidaknyamanannya, mereka mencoba mengambil jarak dengan keluarga mertuanya. 

Ibu Ani memiliki keteguhan luar biasa, ia menasihati anak-anaknya untuk selalu mencintai keluarga besar suaminya, serta meyakinkan mereka bahwa ayah mereka adalah suami dan ayah yang sangat baik. Keteguhan hati ibu Ani pelan-pelan berbuah baik juga, anak-anaknya pun tidak terlalu mengambil jarak dengan keluarga besar suaminya itu. Hati anak-anak ibu Ani bisa berubah dari rasa marah, benci berubah menjadi lebih peduli dan mengasihi.

Ibu Ani adalah contoh benih baik yang ditabur pemilik ladang, ia tidak rusak oleh situasi yang dialaminya. Ia mampu merasakan kasih Allah melalui kebaikan suaminya, sehingga hal ini pun diajarkannya kepada anak-anaknya. 

Seperti dua sisi uang logam, demikian juga hati manusia, ada sisi baik dan sisi jahat. Bagian mana yang akan dipilih untuk ditampilkan pada saat akhir zaman nanti? 

Kita semua adalah benih baik yang ditabur pemilik ladang, kita dipelihara Tuhan agar tidak tercabut bersama ilalang. 

Peran apa yang akan kita pilih nanti? Apakah tetap menjadi gandum atau menjadi ilalang? Jika tetap menjadi gandum, kita akan dimasukkan ke dalam lumbung, tetapi jika memilih menjadi ilalang, maka kita akan dipisahkan dari gandum, diikat dan dibakar pada saat ada penuaian.


Doa:

Allah Bapa yang penuh kasih. Saya bersyukur karena saya dipilih menjadi gandum di ladang. Ampunilah saya, jika kadang saya mengambil peran sebagai ilalang. Berilah rahmat yang berlimpah agar saya memiliki keteguhan dalam mempertahankan eksistensi diri sebagai gandum di tengah kehidupan ini. Hingga pada akhirnya saya diperkenankan untuk ikut masuk ke dalam Kerajaan Surga. Amin. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang