(Renungan) Jadilah Orang "Kecil"

Jadilah Orang "Kecil" 
(Isye Iriani)


“Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil."
(Mat. 11:25)


Kalender Liturgi Rabu, 17 Juli 2024
Bacaan Pertama : Yes. 10:5-7. 13-16
Mazmur Tanggapan : Mzm. 94:5-10. 14-15
Bacaan Injil : Mat. 11:25-27


Yesus mengajarkan kebenaran Ilahi yang tidak dapat dipahami dan dimengerti melalui ilmu pengetahuan atau intelektual. Kebenaran Ilahi dipahami melalui kerendahan hati dan keterbukaan hati dalam menerima wahyu Allah. Orang “kecil” adalah orang yang sederhana dan rendah hati, lebih memungkinkan menerima kebenaran Ilahi itu. Sementara orang yang sombong dengan pengetahuan dan tinggi hati sering gagal melihat kebenaran Ilahi.

Steve Jobs adalah orang yang sangat sukses dalam bidang teknologi dan bisnis. Ia dikenal sebagai seorang yang inovatif dan berpengaruh dalam bidang IT. Ketika ia menderita kanker pankreas, keahliannya dalam teknologi, kekayaannya dan kesuksesannya tidak bisa menyelamatkannya dari penyakit tersebut.

Cerita hidup Steve Jobs dianggap relevan dengan menunjukkan keterbatasan ilmu pengetahuan, serta pentingnya kerendahan hati dan keterbukaan dalam menerima kebenaran Ilahi. Kesuksesan dan pencapaian duniawi tidak dapat menggantikan kebutuhan akan hubungan yang lebih dalam dengan Allah dan penerimaan ajaran-Nya. Pada dasarnya kita semua akan “pulang”. Memento mori (ingatlah akan kematian), mungkin bisa jadi pengingat untuk menjaga kerendahan hati, membina hubungan yang baik dengan Allah, dan mengikuti ajaran-Nya. Hidup dengan kesadaran akan kematian, dapat memfokuskan kita pada hal penting secara rohani, dan siap untuk menerima kehidupan kekal bersama Allah.

Inilah ungkapan yang sering dicatat sebagai kata-kata akhir Steve Job:
“Saya telah mencapai puncak kesuksesan dalam bisnis. Di mata orang lain, hidup saya adalah lambang kesuksesan. Namun selain bekerja, saya memiliki sedikit kegembiraan. Pada akhirnya, kekayaan hanyalah fakta hidup yang saya miliki. Saat ini, sambil berbaring di ranjang sakit dan mengingat kembali seluruh hidupku, aku menyadari semua pengakuan dan kekayaan yang sangat kubanggakan telah memudar dan menjadi tidak berarti dalam menghadapi kematian yang akan datang.”

Maka ingatlah akan kefanaan hidup dan janji kehidupan kekal, seperti tertulis dalam Yakobus 4:14 : “...Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” Dan Yohanes 11:25 : “...Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati."


Doa :

Tuhan aku membutuhkan hadirat-Mu sepanjang hidupku. Bantu aku untuk menyediakan waktu, bukan menyisakan waktu, untuk bersekutu dengan-Mu setiap hari. Jauhkan aku dari kesombongan dan biarlah kesibukan dan kemalasan tidak dapat mengambil waktuku yang seharusnya untuk-Mu. Mampukan aku menjalin hubungan yang lebih dalam lagi dengan-Mu. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang