(Renungan) Kekuasaan itu Bernama Pelayanan

Kekuasaan itu Bernama Pelayanan
(Romo Hardijantan Dermawan, Pr)


“Tidaklah demikian di antara kamu. Siapa saja yang ingin menjadi besar 
di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” 
(Mat. 20:26)


Kalender Liturgi Kamis, 25 Juli 2024
Pesta Santo Yakobus, Rasul
Bacaan Pertama : 2 Kor. 4:7-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 126:1-2ab. 2cd-3. 4-5. 6
Bacaan Injil : Mat 20:20-28


Hari ini adalah pesta Rasul Yakobus. Ayahnya bernama Zebedeus. Ia disebut Yakobus tua untuk membedakan dengan Yakobus muda. Saudaranya Yohanes rasul. Kakak beradik ini dipilih menjadi rasul inti bersama dengan Petrus. 

Suatu saat ibunya datang kepada Yesus. Si ibu memohon, “Nyatakanlah supaya kedua anakku ini duduk di dalam Kerajaan-Mu, seorang di sebelah kanan-Mu dan seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Entahlah, sebetulnya itu permintaan ibunya atau anak-anaknya? Bisa disebut permohonan “mentang-mentang”, seakan-seakan mereka sudah melakukan jasa besar sekali, sudah banyak berkorban siang dan malam mengikuti Yesus. Mereka adalah rasul inti di mana Yesus sering mengajak secara khusus, misalnya mereka adalah saksi atas peristiwa transfigurasi, penampakan perubahan wajah Yesus di Gunung Tabor. Mereka juga diikutsertakan ke Taman Getsemani tatkala Yesus memulai penderitaan-Nya. 

Jadi, keluarga Zebedeus ini meminta jabatan politis atau posisi strategis bilamana Yesus diangkat raja. Yesus menggelengkan kepala. Lalu, Yesus bicara soal minum cawan. “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Menjadi pengikut Yesus bukanlah merengkuh kekuasaan, bukan pertama jabatan dan posisi strategis, melainkan menjadi utusan pewarta Injil, menjadi pelayan. “Tidaklah demikian di antara kamu. Siapa saja yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” Siapa pun yang menduduki kursi kekuasaan berpola pikirlah menjadi pelayan. Kekuasaan yang diemban adalah menggembalakan domba-domba Kristus yang didasarkan pada iman, moral, dan etika. 

Beberapa waktu lalu, Bapak Kardinal Ignatius Suharyo ditanya oleh seorang wartawan mengenai rencana pemerintah memberikan izin tambang untuk organisasi keagamaan. Tampaknya ada yang menilai bahwa Gereja adalah organisasi agama dengan kekuasaan besar, sehingga bisnis tambang bisa direbut. Ini bisnis menggiurkan,  keuntungannya berlimpah, sebagai bantuan dari pemerintah. Namun, dengan tegas Bapak Kardinal mengatakan, “Memikirkannya pun tidak pernah. Gereja dalam artian kelompok hierarki, pastor dan diakon takkan pernah terjun ke dalam bisnis. Peran Gereja berada dalam wilayah moral dan etik.”   


Doa :

Tuhan Yesus, ternyata tidak mudah menghabiskan isi cawan yang harus diminum. Ternyata rasanya tidak manis, tetapi pahit dan getir. Ternyata bukan enaknya jabatan kekuasaan melainkan kemalangan hidup manusia yang harus dibenahi. Tuhan, mampukan kami untuk menghabiskan isi cawan kehidupan itu sampai tetesan yang terakhir. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang