(Renungan) Mata Melihat Telinga Mendengar

Mata Melihat Telinga Mendengar
(FD. Henny Dwi Widyasari)


Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
(Mat. 13:16)


Kalender Liturgi Jumat, 26 Juli 2024
Bacaan Pertama : Sir. 44:1. 10-15
Mazmur Tanggapan : Mzm. 132:11. 13-14. 17-18
Bacaan Injil : Mat. 13:16-17


Bacaan injil hari ini singkat, juga jadi ingat sebuah lagu berjudul “Satu-satu” dari Idgitaf; “Mata pernah melihat, telinga pernah mendengar… Akan ada masa depan bagi semua yang bertahan, duniaku pernah hancur, rangkai lagi satu-satu… tak semua kan paham. …. aku sudah tak marah walau masih teringat.” Beberapa penggalan lirik ini menarik bagiku, berkaitan dengan kehidupanku, di mana ada masa ketika duniaku pernah hancur. 

Tentu setiap orang punya dunianya sendiri di mana kita menjalani keseharian kita; dunia kerja, dunia bisnis, dunia pelayanan, dunia pendidikan serta banyak lagi. Teringat saat-saat bisnisku hancur. Perbuatan yang dulu kupikir biasa dan upaya yang kujalani dengan niat baik untuk kelangsungan usaha, malah dipakai untuk menekanku. Bahkan sebagian orang mempergunakannya sebagai peluang menghancurkan reputasiku. Lewat lawatan kasih Tuhan, kehancuran dan proses bertahan serta merangkai kembali, membuatku menemukan kekuatan dan gambar diri yang lebih baik. 

Seperti perumpamaan terkait dengan bacaan Injil hari ini yaitu Matius 13:1-23, “Perumpamaan tentang seorang penabur.” Dengan perumpamaan ini Yesus mangajarkan tentang kebenaran. Kita tau kebenaran bukan sesuatu yang mengenakkan bagi semua telinga. Perumpamaan adalah sarana menyampaikan suatu kebenaran melalui hal-hal yang dilihat dan didengar dalam keseharian orang yang diajarkan. Demikian pengalaman hidup kupahami sebagai salah satu bentuk pengajaran Tuhan kepadaku. Tidaklah mudah bila kita coba pahami melalui pola pikir manusia dan tentulah lebih mudah kecewa ketimbang mengucap syukur atas peristiwa yang menyakitkan kita.  

Perikop bacaan injil hari ini terungkap bahwa murid Yesus yang dekat dengan-Nya pun seringkali tidak dapat memahami tujuannya. Akan tetapi Tuhan memberikan penjelasan  kepada Murid yang dekat dengan-Nya, lihat ayat pararelnya di Lukas 10:23a “Sudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya secara tersendiri dan berkata…” Relasi yang personal dengan Yesus memungkinkan kita memahami karya penyelamatan Tuhan atas hidup kita yang disingkapkan-Nya melalui peristiwa yang secara pribadi kita alami dalam kehidupan kita. Bertahanlah, rangkai lagi satu-satu!


Doa:

Tuhan, terima kasih hari ini telah kembali mengingatkanku bahwa relasi yang dekat dengan-Mu saja yang memampukan aku untuk dapat memahami rancangan-Mu yang indah di dalam hidupku. Urapilah mata dan telingaku Tuhan, agar kiranya mata ini melihat rancangan indah-Mu dan telinga ini mendengar panggilan lembut kasih-Mu, yang menuntunku menjalani setiap proses hidupku. Pulihkan aku dan kiranya belas kasihan-Mu, Tuhan Yesus, selalu besertaku, keluargaku dan semua orang yang kukasihi. Amin



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang