(Renungan) Menjadi Murid yang Layak bagi Tuhan

Menjadi Murid yang Layak bagi Tuhan
(FX. Didiwiria Salim)


Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku
 (Mat. 10:38)


Kalender Liturgi Senin, 15 Juli 2024
Peringatan Wajib St. Bonaventura
Bacaan Pertama : Yes. 1:11-17
Mazmur Tanggapan : Mzm. 50:8-9. 16bc-17. 21-23
Bacaan Injil : Mat. 10:34 - 11:1


Perikop bacaan Injil hari ini tidak terpisahkan dengan kisah panggilan dan perutusan kedua belas murid Yesus (Mat. 10:1-15). Sebagai konsekuensi dari perutusan, Tuhan Yesus hendak mengingatkan bahwa para murid akan mengalami banyak penderitaan (Mat. 10:16-33). Lalu Yesus menyampaikan kriteria bagaimana menjadi murid yang layak bagi-Nya (Mat. 10:34 - 11:1)

Yesus secara tegas menyatakan bahwa kedatangan-Nya membawa ”pedang” yang akan memisahkan antara kepentingan diri sendiri dan mengutamakan kehendak Bapa. Ini semua disampaikan pada awal perutusan agar menjadi bekal bagi para murid-Nya untuk tugas pewartaan kabar gembira. Pesan ini sesungguhnya juga menjadi pesan buat kita semua para pengikut-Nya di zaman sekarang.

Dengan tegas Yesus meminta kita untuk mengutamakan Dia dibandingkan siapa pun juga termasuk keluarga terdekat. Kita pun diminta siap ”memanggul” salib penderitaan selama kita berada di dunia ini, bahkan dengan ”nyawa” kita sendiri sebagai tanggungannya. Ia pun meminta selalu mengutamakan cinta kasih kepada sesama. Ini semua harus dilakukan supaya kita menjadi layak diterima sebagai murid-Nya dan pada saatnya nanti kita akan disambut di dalam kerajaan yang kekal.

Belajar dari kisah hidup St. Bonaventura yang kita peringati pada hari ini, kita tahu bahwa Bonaventura selalu meneteskan air mata pada saat naik ke panti imam, karena ia begitu hormat akan peristiwa salib. Ada ungkapan dari  St. Bonaventura yang patut kita renungkan: "Ketakutan akan Allah merintangi seseorang untuk menyukai hal-hal yang fana, yang mengandung benih-benih dosa. Kesombongan biasanya menggilakan manusia, karena ia diajar untuk meremehkan apa yang sangat berharga, seperti rahmat dan keselamatan, dan menjunjung tinggi apa yang seharusnya dicela, seperti kesia-siaan dan keserakahan."

Apakah kita sungguh takut akan Allah? Mengutamakan Dia di atas segalanya?


Doa :

Ya Tuhan, berikan kami roh takut akan Allah sehingga selalu mengutamakan Engkau melebihi segala kecenderunganku yang tidak teratur. Amin.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang