(Renungan) Sebagai Pembawa Harapan

Sebagai Pembawa Harapan
(Evelyn Yovita)


Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap. 
(Mat. 12:20-21)

Kalender Liturgi Sabtu, 20 Juli 2024
Bacaan Pertama : Mi. 2:1-5
Mazmur Tanggapan : Mzm. 10:1-2. 3-4. 7-8. 14
Bacaan Injil : Mat. 12:14-21


Injil hari ini menceritakan orang-orang Farisi marah kepada Yesus. Mereka marah karena mukjizat yang dibuat Yesus membuat kehormatan dan ketenaran mereka menjadi pudar. Mereka memakai hari Sabat sebagai alasan untuk menyalahkan Yesus karena murid-murid Yesus memetik dan makan gandum karena lapar, serta penyembuhan orang yang sebelah tangannya lumpuh oleh Yesus. 

Yesus mengajarkan kepada mereka makna Sabat bukan sekedar berhenti dari segala aktivitas, melainkan bagaimana melakukan kehendak Tuhan pada hari itu. Karena Sabat adalah hari perayaan kasih karunia Tuhan, dengan demikian menyembuhkan orang sakit, memberi makan yang lapar juga sesuai dengan makna hari Sabat.

Marilah bijak melihat maksud Tuhan dalam setiap hukum-Nya. Tuhan merancang hukum untuk kesejahteraan manusia bukan sebaliknya. Sikap keras dan menghakimi orang yang melakukan kesalahan terutama orang-orang kecil dan tersisih harus dihindari karena Yesus mengajarkan: “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya.”

Sikap Yesus ini mengingatkanku pada Bunda Teresa yang dihormati sebagai Santa Teresa dari Kalkuta. Bunda Teresa dikenal sebagai pahlawan kemanusiaan yang rela membaktikan diri seutuhnya kepada orang-orang yang miskin, terlantar, yatim piatu, dan para penderita kusta dan penyakit langka. Orang-orang yang tersisih, dikucilkan, tidak diinginkan dan menjadi beban masyarakat dimanusiakan oleh Bunda Teresa. Bunda Teresa menyediakan tempat tinggal untuk mereka dan juga memberikan cintanya, merengkuh semua dalam kasih.

Karya Bunda Teresa meneguhkan bahwa kita sebagai manusia juga bisa melakukan yang Yesus lakukan. Melayani seperti Yesus dengan lemah lembut dan penuh belas kasihan, berlaku sebagai pembawa harapan dari Tuhan!

Berbuat baik tidak mengenal kata istrirahat dan batas, terlebih sebagai pembawa harapan dari Tuhan.


Doa:

Allah Bapa gunung batuku, terima kasih atas cinta-Mu Bapa. Tolong berilah aku kekuatan, hikmat, keberanian. Semoga Roh Kudus selalu berkobar dalam diriku sehingga aku bisa seperti Bunda Teresa, bisa mengenali wajah-Mu dalam diri orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Sehingga aku pun bisa menjadi pemberi harapan bagi orang-orang yang membutuhkan. Terima kasih Bapa. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang