(Renungan) Siapa Bertelinga, Hendaklah Ia Mendengar!

Siapa Bertelinga, Hendaklah Ia Mendengar!
(Dewi Malingkas)


“Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu”
(Mat. 13:36b)


Kalender Liturgi Selasa, 30 Juli 2024
Bacaan Pertama : Yer. 14:17-22
Mazmur Tanggapan : Mzm. 79:8. 9. 11. 13
Bacaan Injil : Mat. 13:36-43


Padi dan rumput sekilas terlihat sama, demikian juga dengan lalang dan gandum. Lalang sejenis rumput dan gandum satu famili, dengan padi, memang terlihat mirip. Apalagi antara lalang dan gandum yang terlihat sama sejak benih, dan baru bisa dibedakan ketika bulir-bulirnya matang. Bulir gandum yang masak akan berwarna coklat, sedang bulir lalang akan berwarna hitam. Karena itu pula gandum dan lalang baru dipisahkan pada waktu menuai.

Injil hari ini pun mengingatkan kita bahwa Allah sendiri yang menanamkan benih gandum yang unggul pada diri kita masing-masing. Kita hendaknya sungguh berusaha untuk memelihara dan mengembangkan benih gandum tersebut. Namun di saat yang sama, si jahat juga menaburkan lalang dalam diri kita. Kita hendaknya menekan pertumbuhan lalang itu. Iri hati, kebencian, caci maki, permusuhan, hujatan, dan hal lainnya adalah lalang yang lebih mudah tumbuh subur dalam kehidupan kita.

Perumpamaan tentang lalang dan gandum ini mengingatkan kita bagaimana Tuhan dengan gencarnya menabur segala kebaikan di tengah-tengah dunia ini, namun hal sama juga dilakukan oleh Iblis dengan menabur kekacauan dan menebar jerat agar manusia lebih memilih kenikmatan duniawi. Sebagaimana Tuhan mengajarkan hidup suci dan kasih kepada Tuhan dan sesama, Iblis menyebarkan jerat hidup dalam dosa dan menjadi pribadi yang egois. Di jaman sekarang tidak sedikit manusia yang menolak Tuhan. Kita pun sering tidak sadar bahwa bahwa Iblis sedang mengincar kita agar kita segera jatuh dalam dosa. Sepatutnya kita semua selalu berjaga-jaga, mengenal kebenaran Tuhan, dengan memiliki cara hidup yang takut akan Tuhan dan selalu mendengarkan firman-Nya, agar kita tidak mudah tertipu dan terjatuh dalam segala kepalsuan yang ditawarkan oleh Iblis. 

Lalu mengapa Tuhan membiarkan lalang itu tetap tumbuh? Karena ketika waktunya tiba, maka pekerjaan Tuhan akan menjadi nyata, tipu daya Iblis akan terlihat. Orang-orang benar akan dikumpulkan-Nya ke dalam tempat yang disediakan oleh-Nya, dan orang-orang jahat ke dalam tempat penghukuman kekal.


Doa:

Tuhan yang Maha Kuasa, ajar kami untuk selalu setia mendengar firman-Mu, agar kami tidak mudah lengah dan tertipu oleh iblis. Ajarlah kami rindu mendengarkan-Mu. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang