(Renungan) Spark Joy

Spark Joy 
(Made Shinta)


 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.” 
(Mat. 13:47-48)


Kalender Liturgi Kamis, 1 Agustus 2024
Bacaan Pertama : Yer. 18:1-6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 146:2abc. 2d-4. 5-6
Bacaan Injil : Mat.13:47-53


Ketika membaca dan merenungkan bacaan Injil hari ini, saya teringat saat rumah lama kami terjual, lalu saya dan suami bersiap-siap untuk pindah. Saat itu, kami baru menyadari, ternyata ada banyak barang di berbagai tempat setelah tinggal selama 20 tahun di rumah tersebut. Ada pakaian, perlengkapan masak, buku, dan segala pernak-pernik lainnya. Beberapa ada yang belum pernah dipakai dan ada juga yang hanya dipakai sesekali. Mulailah kami memilah dan memisahkan mana yang akan dibawa, dibuang, dijual, dan disumbangkan. Saya menggunakan metode dari Marie Kondo, menyimpan barang hanya yang betul-betul diperlukan dan membuat bahagia, yang dikenal dengan istilah spark joy.  

Dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus menjelaskan tentang Kerajaan Surga kepada para murid-Nya menggunakan perumpamaan nelayan yang menangkap ikan dengan memakai pukat yang dilabuhkan di laut. Segala jenis ikan masuk ke dalamnya, tetapi begitu para nelayan sampai di pantai, mereka mulai memilah dan memisahkan ikan yang baik dan tidak baik sesuai dengan hukum Taurat (bdk. Im. 11:9-12). Sama halnya dengan pukat, Kerajaan Surga yang hadir dalam diri Tuhan Yesus dan pewartaan-Nya, ditujukan bagi semua orang, tidak hanya kepada yang baik, tetapi juga bagi yang jahat. Dari bacaan-bacaan Kitab Suci, kita mengetahui bahwa Tuhan Yesus sangat peduli dan mengasihi orang-orang yang berdosa. 

Seperti para nelayan yang mulai memilah dan memisahkan ikan yang baik dengan yang tidak baik, dikatakan oleh Tuhan Yesus, akan tiba saatnya pada akhir zaman, Malaikat-malaikat memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api.  

Tuhan Yesus memang memberikan kasih dan rahmat keselamatan bagi semua orang, tetapi perlu ada tanggapan secara pribadi untuk menerima-Nya. Setelah kita mengenal dan mendengar ajaran Tuhan Yesus, apakah kita mau menerima kasih dan rahmat-Nya, dengan meninggalkan segala nafsu dan keinginan yang tidak teratur? Apakah kelak saat pemilahan, kita didapati sebagai murid yang memberikan spark joy (kebahagiaan) di hati-Nya? 
 

Doa :

Tuhan Yesus yang Maha Baik, sungguh kami bersyukur atas segala kasih dan kemurahan-Mu sepanjang hari. Tuhan, mohon ampuni kami yang kerap kali melukai hati Kudus-Mu, dengan bantuan rahmat-Mu kami akan melakukan yang terbaik untuk membahagiakan hati-Mu. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang