(Renungan) Tidak Jadi Istirahat

Tidak Jadi Istirahat 
(Julius Saviordi)


Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
(Mrk. 6:34)


Kalender Liturgi Minggu, 21 Juli 2024
Bacaan Pertama: Yer. 23:1-6
Mazmur Tanggapan: Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6
Bacaan Kedua: Ef. 2:13-18
Bacaan Injil: Mrk. 6:30-34


Bacaan Injil hari ini merupakan lima ayat pertama dari perikop “Yesus memberi makan lima ribu orang.” Diceritakan bahwa pada waktu itu sebenarnya Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk beristirahat ke tempat yang sunyi. Hari itu banyak sekali orang yang datang untuk mereka layani, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Oleh karena itu Yesus dan murid-murid-Nya meninggalkan orang banyak dengan menggunakan perahu. Tetapi orang-orang banyak tetap mengikuti Yesus dengan menggunakan jalan darat.

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya mendarat, mereka tidak jadi beristirahat. Yesus tergerak hatinya melihat orang banyak yang butuh dilayani. Maka Yesus melayani mereka dengan pengajaran-Nya.

Di tahun 2022, saya juga merasa butuh beristirahat dari pelayanan. Pada waktu itu saya melayani di komunitas sebagai pengurus website. Sendiri. Sudah 11 tahun. Saya mau istirahat saja. 

Maka ketika pergantian pengurus, saya cepat-cepat memberitahu kepada ketua lama dan ketua baru, bahwa saya ingin berhenti pelayanan di komunitas itu. Saya memberikan rekomendasi beberapa calon penerus saya kepada ketua baru.

Sayangnya saya belum berhasil untuk beristirahat. Wakil ketua yang baru menelepon saya. Meminta saya untuk tetap melayani sebagai Koordinator Sie IT Kreatif. Saya diberi tiga orang anggota utama, dan akan dibentuk tiga tim kecil untuk seksi baru ini.

Karena saya menimbang bahwa begitu berkobar-kobarnya kepengurusan yang baru ini, sedangkan calon pengurus jumlahnya terbatas, maka tergeraklah hati saya untuk bertahan dalam satu periode kepengurusan lagi. Semoga dalam periode ini saya bisa membina tim yang nantinya bisa meneruskan pelayanan saya.

Seperti Yesus yang lebih mendahulukan kepentingan orang banyak, demikianlah kita diminta sebagai murid-murid-Nya. Kadang kita diminta mengorbankan waktu. Kadang kita diminta mengorbankan tenaga. Kadang dibutuhkan juga pengorbanan materi dalam melayani sesama.

Mari tetap semangat dalam perutusan yang Tuhan percayakan kepada kita! Karena dengan melayani sesama, kita menyenangkan hati Tuhan.


Doa :

Tuhan Yesus, terima kasih atas teladan-Mu yang tidak mementingkan diri sendiri. Berilah aku hati yang selalu berkobar-kobar dalam melayani Engkau. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang