(Renungan) Balas Dendam

Balas Dendam
(Ari Susanto)


“Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kalikah?” 
(Mat. 18:21)


Kalender Liturgi: Kamis, 15 Agustus 2024
Bacaan Pertama: Yeh. 12:1-12
Mazmur Tanggapan: Mzm. 78: 56-57. 
58-59. 61-62
Bacaan Injil: Mat. 18:21 - 19:1


Hari ini dalam Injil Matius, Yesus memberi wejangan kepada para murid agar dapat memutus rantai balas dendam. Kita tahu di Perjanjian Lama ada tertulis "mata ganti mata atau gigi ganti gigi" (bdk. Im. 24:20). Dulu hal demikian dianggap sebagai batasan keadilan untuk membalas dendam. Namun bagaimana caranya membalas sama persis sesuai perlakuan jahat yang kita terima? Akibatnya terjadi balas dendam yang tak kunjung putus. Dengan memberikan pengampunan, seseorang dengan suka rela melepaskan dendam, kebencian dan kemarahan kepada orang yang menyakiti dirinya. Dengan pengampunan terputuslah rantai balas dendam.

Dalam perumpamaan, Yesus menegaskan bahwa mengampuni adalah sarana untuk menunjukkan diri kita sebagai ciptaan Allah yang paling luhur dibanding dengan ciptaan lain. Pengampunan kita tiada artinya jika dibandingkan pengampunan Allah atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. Mengampuni sesama bukan masalah numerik. Kita diciptakan secitra dengan Sang Pencipta, Sang Maha Pengampun, maka sebagai pengikut Kristus hendaklah kita pun berupaya untuk menampilkan wajah-Nya yang penuh kasih.

Tanpa disadari, setiap hari kita dipertontonkan tentang saling mencaci, saling balas dendam atau pertikaian baik dalam film, sinetron atau kehidupan yang nyata. Ada kisah yang tak boleh ditiru: seorang anak kecil jatuh, lalu yang disalahkan adalah lantai atau benda yang ada di sekitarnya. Lalu anak kecil itu diperintahkan untuk membalas, entah memukul atau meludah lantai atau benda sekitar. Didikan seperti ini mengajarkan si anak untuk menyalahkan pihak lain dan membalas dendam. Perilaku dan nilai-nilai demikian akan tertanam dalam diri anak itu, bisa terbawa hingga ia dewasa. Kelak jika ada suatu masalah, ia akan menyalahkan orang lain. Jika ada peselisihan dengan orang lain, maka secara spontan ia akan membalas, jika tidak terbalas akan menjadi dendam yang menghantui hidupnya.

Perikop hari ini mengajak kita semua untuk berani mengampuni sesama yang bersalah kepada kita. Maukah kita mengampuni yang bersalah kepada kita, agar kita makin serupa dengan citra Allah ?


Doa :

Ya Allah yang Maha Pengampun, berilah kami hati yang penuh syukur dan keberanian untuk mengampuni sesama, sehingga tidak lagi terjadi balas dendam diantara kami. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang