(Renungan) Berbagi Sukacita

Berbagi Sukacita
(Juwati Darmawidjaja)


“dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,” 
(Luk. 1:47)


Kalendar Liturgi Minggu, 18 Agustus 2024
Hari Raya SP Maria diangkat ke Surga
Bacaan Pertama : Why. 11:19a. 12:1-6a. 10ab
Mazmur Tanggapan : Mzm. 45:10c-12. 16
Bacaan Kedua : 1Kor. 15:20-26
Bacaan Injil : Luk. 1:39-56


Keindahan desa-desa di Bordeaux sangat luar biasa. Rauzan, kota kecil abad pertengahan, di seputar Saint Emilion, Bordeaux; terkenal di seluruh dunia karena anggurnya yang lezat. Kota kecil ini juga merupakan salah satu kota terindah di seputar Bordeaux. Anak kami, bekerja dan bermukim di sana. 

Setahun yang lalu, kami berkesempatan untuk berkunjung ke sana. Pertemuan dengan anak kami sungguh diliputi suasana yang penuh kebahagiaan dan sukacita. Sudah beberapa tahun kami tidak pernah bertemu muka. Berbagi cerita dan canda tawa membuat pertemuan ini betul-betul luar biasa. 

Lukas menceritakan bagaimana Maria pergi mengunjungi Elisabet saudaranya itu. Pertemuan antara Maria dan Elisabet sungguh diliputi oleh suasana yang penuh dengan kebahagiaan. Maria memberi salam kepada Elisabet dan berkata bahwa ia datang untuk mengunjunginya, mengetahui keadaannya, dan bersuka bersamanya di dalam sukacitanya.

Elisabet tampaknya sangat bahagia dikunjungi Maria. "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (ay. 43). Demikian juga halnya dengan Maria. Dalam pertemuannya dengan Elisabet, Maria pun mengungkapkan nyanyian pujian kepada Allah yang kita kenal dengan Magnificat; 'Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juru Selamatku, …' (lih. Luk. 1:46-55).

Sukacita adalah kelimpahan rahmat Allah yang dicurahkan kepada manusia. Maria menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya. Kita seharusnya mengikuti teladan Maria dalam hal kesucian, kasih kepada Allah, iman kepada Firman-Nya, dan kesediaan untuk taat kepada Roh Kudus-Nya. Sudahkah kita mengikutinya?

Hari ini kita merayakan Hari Raya Maria Diangkat ke Surga atau Maria Assumpta. Bunda Maria, Bunda kita adalah teladan iman dan teladan kehidupan kita. Mari bersama kita merefleksikan keteladanan Bunda Maria yang berbagi sukacita iman dengan saudari sepupunya Elisabet! Bunda Maria tidak menyimpan sukacita iman yang ia miliki untuk dirinya sendiri tetapi ia berbagi sukacita iman itu bersama orang lain.


Doa:

Tuhan, ajarilah kami menjadi sahabat yang menebar cinta, kehangatan kasih, damai sejahtera, dan penguatan serta sukacita iman. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang