(Renungan) Cinta Sesama sebagai Wujud Cinta Tuhan

Cinta Sesama sebagai Wujud Cinta Tuhan
(Wily Wibianto)


Jawab Yesus kepadanya : “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap  akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan pertama. Perintah yang kedua, yang serupa dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia, seperti dirimu sendiri.” 
(Mat. 22:37-39)


Kalender Liturgi Jumat, 23 Agustus 2024
Bacaan Pertama : Yeh. 37:1-14
Mazmur Tanggapan : Mzm. 107:2-3. 4-5. 6-7. 8-9
Bacaan Injil : Mat. 22:34-40


Kisah Injil hari ini terjadi ketika Yesus sudah berada di Yerusalem. Pelayanan Yesus kepada umat Yahudi selalu dipantau oleh orang-orang Farisi dan Saduki. Orang Saduki, Farisi juga para ahli Taurat bersekongkol dengan orang-orang Herodian, ingin sekali menjerat Yesus dan mencobainya dengan berbagai macam pertanyaan. Mereka berharap jawaban Yesus ada yang keliru dan itu menjadi acuan untuk menjerat-Nya.

Setelah orang Saduki yang tidak percaya akan 'konsep kebangkitan orang mati, adanya malaikat dan roh', dibungkam oleh Yesus dengan jawaban-Nya yang membuat banyak orang takjub akan pengajaran-Nya, kini giliran ahli Taurat ingin mencobai Dia dengan menanyakan mengenai hukum terutama dalam kitab Taurat.

Yesus menegaskan mencintai Tuhan Allah yang Esa dulu, dan karena terdorong oleh kasih Tuhan Yesus kepada kita, kita pun melakukan tindakan kasih kepada sesama kita. Kedua perintah itu tidak dikatakan “sama” melainkan homonim, “seperti”, “mirip”, "hampir sama". Keduanya tidak dapat dipisahkan, namun tidak dikatakan bahwa keduanya sama, dalam arti bahwa cinta kepada sesama manusia dapat mengganti cinta kepada Tuhan. Kasih kepada Allah perlu menjadi nyata dalam kasih kepada sesama, dan kasih kepada sesama perlu dijiwai oleh kasih kepada Tuhan. Kesatuan itu berulangkali diungkapkan dalam pewartaan Yesus dalam Injil Matius 5:44-48 dan 25:31-46.
 
Sebagai wujud aku mencintai Tuhan Yesus, aku mau selalu mengisi hati dan pikiranku dengan sabda Tuhan Yesus dulu setiap hari. Setiap pagi aku bersama istriku bertekad membaca Kitab Suci dan berdoa, serta berdialog tiap hari. Pukul 05.00 pagi aku dibangunkan oleh istriku untuk berdoa dan kami mulai dengan membaca Kitab Suci bersama sesuai kalender liturgi dan dilanjutkan membaca renungan dari komunitas alumni KPKS - 3titik.

Dengan demikian aku dimampukan mengasihi sesamaku saat aku melayani sebagai ketua Seksi Kerasulan Keluarga di Paroki Pamulang. Walaupun tidak dibayar tetapi aku bersukacita menyumbang waktu, uang, tenaga, dan pikiran. Aku mencintai keluargaku dan komunitasku dengan menjadi "Pastor, Provider, dan Protector."


Doa : 

Tuhan Yesus, pada Jumat yang indah ini, Engkau memberikan pengajaran yang bagus kepada kami, yaitu : perintah untuk mengasihi Engkau dan sesama. Cinta sesama manusia tidak dapat menggantikan cinta kepada Tuhan, tetapi sebagai wujud nyata dari cinta kami kepada-Mu. Berkati kami Tuhan Yesus. Terima kasih. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang