(Renungan) Hamba yang Setia

Hamba yang Setia
(Nina Agustina)


Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.
(Mat. 25:21)


Kalender Liturgi Sabtu, 31 Agustus 2024
Bacaan Pertama : 1Kor. 1:26-31
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33:12-1. 18-19. 20-21
Bacaan Injil : Mat. 25:14-30


Ketika kakek meninggal dunia, nenek saya mempercayakan toko kepada anak tertua untuk dikelola. Berharap toko itu bisa berkembang dan memberikan hasil yang lebih sehingga bisa membiayai hidup dan sekolah adik-adiknya. Mungkin nenek merasa anak tertua yang paling bisa menjalankan usaha toko tersebut. Anak tertua menerima mandat itu. Saya yakin dia dengan segenap kemampuannya bersungguh-sungguh mengembangkan toko tersebut. Ia mempergunakan kesempatan dan talentanya sehingga memberikan hasil yang memenuhi harapan sang nenek. Tuhan menyertai usahanya, serta memberkatinya.

Dalam bacaan Injil hari ini diceritakan seorang tuan yang ingin bepergian ke luar negeri dalam kurun waktu yang tidak terbatas. Ia memanggil ketiga hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka untuk dikelola. Yang seorang 5 talenta, yang seorang 2 talenta, dan yang seorang lagi 1 talenta. Tuan itu mempercayakan harta yang berbeda-beda, karena ia tahu kemampuan dari setiap hambanya (Mat. 25:15). Ia tidak menuntut berapa besar harta tersebut harus bertambah, namun bagaimana para hamba menunjukkan kesetiaan kepadanya melalui tindakan mereka mengelola talenta tersebut dengan bertanggung jawab. Yesus memang tidak menjelaskan mengenai talenta itu. Mungkin itu berarti kesempatan, potensi, waktu, intelektualitas yang dipunyai seseorang untuk dipergunakan untuk membesarkan Kerajaan-Nya. 

Kita diminta untuk berupaya dengan sekuat tenaga memakai talenta yang dikaruniakan kepada kita, jangan meniru hamba ke-3.

Tidak seorang pun yang tidak dikarunia talenta dan kesempatan. Setiap orang dipercayakan talenta yang berbeda, tetapi dituntut bertanggung jawab untuk mengembangkannya. Gunakanlah kesempatan dan talenta yang diberikan dengan sebaik-baiknya!

Mungkin yang dilakukan anak tertua dari nenek dalam keluarga saya, seperti apa yang Tuhan kehendaki. Kita menggunakan kesempatan dan talenta masing-masing selama hidup di dunia ini, untuk mendapatkan kemurahan Tuhan, agar kelak dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga.


Doa :

Tuhan, terima kasih untuk talenta yang Engkau percayakan kepadaku. Pimpin aku agar dapat mengerjakan talenta yang Engkau percayakan dengan setia dan bertanggung-jawab. Amin. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang