(Renungan) Terlambat Mendaftar

Terlambat Mendaftar
(Widyawati Taurus)


“Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan,
lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih.
Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.”
(Mat. 22:4)


Kalender Liturgi Kamis, 22 Agustus 2024
Bacaan Pertama : Yeh. 36:23-28
Mazmur Tanggapan : Mzm. 51:12-15. 18-19
Bacaan Injil : Mat. 22:1-14


Sabtu sekitar satu bulan yang lalu saya menghadiri wisuda anak sulung saya. Penuh semangat saya dan suami berangkat. Namun sesampai di lokasi, kami tidak diperkenankan masuk ke aula tempat wisuda. Ternyata anak saya terlambat mendaftarkan nama kami. Ia abai memperhatikan email undangan dari universitasnya. 

Rasanya jengkel, kecewa, marah, dan saya sudah hendak pulang saja saking kesalnya. Anak saya hampir menangis melihat saya yang hanya diam, dengan wajah saya terlihat gelap menahan emosi. Akhirnya setelah bernegosiasi dengan panitia, saya dan suami diijinkan masuk hanya menjelang anak saya dipanggil ke panggung dan sesudah anak saya turun panggung kami diminta keluar aula. Hari yang seharusnya menggembirakan menjadi ternoda, hanya karena anak saya abai sehingga terlambat menjawab undangan.

Kejadian di atas, mirip dengan bacaan hari ini. Seorang raja hendak mengadakan perjamuan pernikahan untuk anaknya. Raja mengundang tamu-tamunya, tapi mereka mengabaikan undangan tersebut. Raja sangat ingin berpesta karena perjamuan sudah disiapkan. Akhirnya siapa saja diundangnya; orang di jalanan, yang baik maupun yang jahat, siapa saja boleh hadir. Raja ingin ruang pestanya penuh dan meriah. Di antara undangan, ada tamu yang menyepelekan undangan Raja dengan memakai pakaian sembarangan. Raja marah besar, sudah tak layak diundang, saat diundang pun masih tak menghormati pengundangnya.

Saya dan suami yang sudah berpakaian rapi, tetap tak bisa masuk aula karena keterlambatan anak saya merespon undangan univesitas. Saat itu juga saya merenung, kira-kira akan begini nasib saya jika saya terlambat merespon undangan Tuhan. Terhalang di depan pintu surga, tidak boleh masuk. Jika saya terlambat merespon undangan Tuhan, bisa juga mempunyai efek berantai ke anak cucu saya. Mereka semua bisa terpengaruh ikut mengabaikan undangan Tuhan. Respon atas undangan Tuhan yang kita terima, memiliki efek berantai ke orang-orang yang kita sayangi. Sadarkah kita akan hal ini?


Doa:

Tuhan, aku ingin bersemangat dan bergegas menanggapi undangan-Mu. Semoga pada saatnya kelak, aku bisa duduk di perjamuan-Mu dengan pakaianku yang terbaik. Amin.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang