(Renungan) Yang Keluar yang Menajiskan?

Yang Keluar yang Menajiskan?
(Yohanna Fransisca Tjen Nonie)

 
"Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya."
(Mrk. 7:15)

 
Kalender Liturgi Minggu, 1 September 2024
Bacaan Pertama: Ul. 4:1-2,6-8
Mazmur Tanggapan; Mzm 15:2-3a. 3cd-4ab. 5
Bacaan Injil: Mrk 7:1-8. 14-15. 21-23
 

Definisi “najis” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah segala sesuatu yang dianggap kotor menurut hukum, seperti bangkai, nanah, darah, kotoran, dan lain-lain. Benda-benda ini, jika menempel pada tubuh atau pakaian, dapat menghalangi kesucian seseorang dalam beribadah kepada Allah.
 
Dalam bacaan Injil hari ini, murid-murid Yesus sedang makan dengan tangan yang tidak dicuci atau dibasuh terlebih dahulu, sehingga orang Farisi dan ahli Taurat menganggap mereka najis. Bangsa Yahudi menganut ajaran adat istiadat nenek moyang mereka yang menyatakan najis bila seseorang makan tanpa membasuh tangannya.
 
Ketika Yesus ditanya oleh para ahli Taurat, mengapa murid-murid-Nya tidak mematuhi adat istiadat, maka Yesus  menyampaikan  nubuat Yesaya mengenai hal kemunafikan mereka. Mereka mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada istiadat manusia.
 
Yesus menegaskan bahwa apa pun yang dari luar yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya. Melalui penegasan ini, Yesus menjelaskan bahwa yang keluar dari seseorang berasal dari hati, seperti percabulan, pembunuhan, perzinahan, kejahatan dan sebagainya. Perbuatan ini yang menjadikan seseorang najis.
 
Aku pun pernah melakukan perbuatan yang tidak baik yaitu menceritakan keburukan orang lain kepada sahabatku. Mendengar hal itu, sahabatku mengingatkan untuk tidak menyampaikan keburukan orang lain kepada siapa pun juga. Aku selalu ingat akan nasihat ini dan tidak mau melakukannya lagi karena aku mau menjaga dan memelihara hati yang baik.  
 
Apakah kita sudah menjaga hati yang baik, sehingga kita dapat memancarkan hanya perbuatan yang baik?
 
 
Doa :

Allah Bapa yang pengasih dan penyayang, sungguh kami bergantung hanya kepada-Mu. Jagalah hati dan pikiran kami, agar tidak melukai sesama dan lindungilah kami dari yang jahat. Amin.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang