(Renungan) Yesus Sang Harta Abadi

Yesus Sang Harta Abadi
(Maria Theresia Widyastuti)


Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, 
juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin,  
maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku." 
(Mat. 19:21)


Kalender Liturgi Senin, 19 Agustus 2024
Bacaan Pertama : Yeh 24:15-24
Mazmur Tanggapan : Ul. 32:18-21
Bacaan Injil : Mat 19:16-22


Harta adalah topik menarik bagi manusia dan sangat dekat dalam keseharian manusia. Apakah di surga juga terdapat harta yang bisa dimiliki manusia? Apakah perbedaan harta di surga dengan harta di bumi?

Apakah hidup kekal adalah salah satu bagian dari harta surgawi? Karena Yesus merespon pertanyaan soal hidup kekal dengan janji beroleh harta surgawi. Apakah hidup kekal akan menjadi topik menarik bagi manusia? Topik ini jauh dari keseharian hidup manusia, terlebih jika yang menanyakan adalah seorang pemuda kaya. Apa yang memotivasinya bertanya pada Yesus, "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 

Siapakah yang layak menjadi narasumber tentang hidup kekal? Jawabannya adalah Yesus Sang Putra Allah. Dia memahami dan mengalaminya. Tepat jika anak muda itu bertanya langsung pada narasumbernya. Sebagai “Rabuni”, Yesus menguji dengan tepat sekaligus menjawab pertanyaan anak muda itu. Yesus menguji titik lemah dari anak muda itu yaitu kekayaannya. Terbukti ia tidak bersedia mengikuti permintaan Yesus. 

Ada satu kisah nyata yang mencerminkan perikop ini. Sulaiman Al Rajhi (saat itu berusia 95 tahun) pendiri bank  syariah terbesar di Arab Saudi pada tahun 2015 membagikan seluruh harta kepada masyarakat tidak mampu di Arab Saudi. Dia juga mengalihkan kepemilikan sahamnya di Al Rajhi Bank ke berbagai lembaga amal dan hanya menyisakan sedikit untuk dana abadi dan warisan anak. Karenanya Forbes tak lagi memasukkan namanya di jajaran orang terkaya dunia. Ia pun menyebut dirinya sudah miskin dan mengklaim hanya punya satu gamis. Meski begitu, Sulaiman sama sekali tidak menyesal. "Segala harta milik Allah, dan kita hanyalah orang-orang yang diberi amanah Allah untuk menjaganya."

Apakah pernyataan Yesus berarti bahwa semua pengikut-Nya harus menjual segala miliknya? Tidak, karena kita juga harus memenuhi kebutuhan hidup dan berbagi. Namun yang utama adalah kita harus bersedia untuk menyerahkan apa saja yang diminta oleh-Nya. Artinya kita tidak terikat pada harta.


Doa :

Ya Tuhan, puji dan syukur kami panjatkan pada-Mu karena Engkau memberikan harta abadi pada kami yaitu Yesus Kristus, Sang jalan, kebenaran dan hidup. Mampukan kami dengan Roh Kudus-Mu untuk memahami dan menjalankan kebenaran-Mu sehingga kami beroleh harta abadi di surga. Amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang