(Renungan) Belas Kasihan

Belas Kasihan
(FX. Didiwiria Salim)


Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" 
(Luk. 7:13)


Kalender Liturgi, Selasa, 17 September 2024
Bacaan Pertama :1 Kor. 12:12-14. 27-31a
Mamur Tanggapan : Mzm. 100:2. 3. 4. 5
Bacaan Injil : Luk. 7:11-17


Seorang ayah dengan setia menemani anak kecilnya di ICU, karena penyakit jantung bawaan sejak lahir. Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hatinya, mengapa anaknya harus sakit seberat itu? Apakah penyakit itu dapat sembuh? Apa yang terjadi jika anak tunggalnya meninggal?

Seperti malam-malam sebelumnya, dia pergi ke parkiran untuk tidur di mobil. Ketika masuk mobil, dia melirik kertas kecil yang didapatnya beberapa hari yang lalu. Dia menyalakan lampu dan membacanya. Pamflet kecil itu bercerita tentang Tuhan yang menciptakan dunia. Tuhan yang mengasihi dan rindu agar manusia membawa segala persoalan kepada-Nya. Ia terdiam. Ia merasa tak berdaya. Mungkinkah Tuhan ini menolong? “Tuhan, jika Engkau benar-benar ada, aku meminta agar Engkau melakukan satu hal saja. Tolong sembuhkanlah anakku! Keesokan paginya, Ia masuk ke bangsal rumah sakit. Para dokter dan perawat berbincang di sekitar tempat tidur putranya. Mereka tersenyum dan dengan penuh semangat melihat grafik. Anak itu telah sembuh! (Sumber : https://amazingfacts.id/yesus-menolong-saat-masalah-datang/)

Dalam injil hari ini, Yesus membangkitkan pemuda di Nain. Intinya bukanlah pada mukjizat semata, namun pada Allah yang berbelas kasih dan berpihak kepada manusia yang lemah. Seorang ibu yang sudah janda kehilangan anak satu-satunya. Janda itu menangis. Mungkin menangisi ketidakberdayaannya. Mungkin menangisi anaknya yang tidak mendapat pertolongan tabib. Mungkin juga menangisi masa depannya yang kelam, tiada harapan. Dalam hukum Yahudi, seorang janda menempati status rentan, baik secara sosial maupun ekonomi, apalagi bagi yang sudah tidak mempunyai anak. Maka hidupnya akan semakin terpuruk. Dia hanya bisa mengharapkan belas kasihan dari masyarakat sekitarnya. Yesus sangat mengerti keterpurukan janda itu dan juga kepedihan hatinya. Yesus mengatakan kepada janda itu “ Jangan menangis”. Yesus tidak ingin janda itu jatuh ke dalam kesedihan yang terus menerus. Yesus ingin memberikan pertolongan, penghiburan yang didasari oleh belas kasihan.

Kisah ini mengingatkan kita untuk mau lebih memperhatikan orang-orang yang kurang beruntung di sekeliling kita. Maukah kita juga menunjukkan belas kasih dan penghiburan kepada sesama sebagaimana yang diteladankan Yesus?


Doa :

Tuhan berikan kepada hatiku rasa belas kasih kepada sesama dan untuk selalu menyerahkan hidupku sepenuhnya kepada-Mu. Amin.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang