(Renungan) Besar Kasih karena Diampuni

Besar Kasih karena Diampuni
(Evelyn Yovita)


“Karena itu, Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, 
sebab itu ia telah banyak mengasihi. Namun, orang yang sedikit diampuni, 
sedikit juga ia mengasihi.”
(Luk. 7:47)


Kalender Liturgi Kamis, 19 September 2024
Bacaan Pertama : 1Kor. 15:1-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 118:1-2. 16a-17. 28
Bacaan Injil : Luk. 7:36-50


Ketika Yesus datang ke rumah orang Farisi untuk menanggapi undangan makan, seorang perempuan berdosa mendengar berita itu. Walau tidak diundang, ia langsung datang, membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Perempuan itu menangis hingga air matanya membasahi kaki Yesus. Lalu ia menyekanya dengan rambutnya dan mencium kaki-Nya sebagai ungkapan penghormatan yang sangat tinggi. Ia bahkan meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang mahal itu.

Perempuan itu pasti sudah mendengar dan menyaksikan ajaran dan karya-karya Yesus, dan ia percaya bahwa dosa-dosanya yang banyak telah diampuni. Merasakan begitu besar kasih Yesus padanya, membuat perempuan itu penuh haru dan penuh syukur hingga menangis, ketika berkesemapatan bertemu Yesus.

Aku teringat salah satu peserta percakapan rohani di suatu komunitas. Ia adalah Roy asal Sabah, Malaysia, yang dianggap dan menganggap dirinya sampah. Roy mengalami jamahan Tuhan dan mengalami pertobatan yang luar biasa. Sukacita meliputinya, mengetahui Tuhan mengampuni semua dosa-dosanya. Merasa berharga dan sangat bersyukur, Roy memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. Serta kembali ke gereja, berniat melayani. Namun upayanya tidak berjalan mulus, karena ada konsekuensi dari perbuatan yang dilakukannya di masa lalu. Ia dicurigai ada maksud lain, dicemooh, dihina, ditolak bahkan dikucilkan di lingkungan, juga di Gereja. Namun semua itu tidak menyurutkan niatnya untuk terus berusaha membuktikan bahwa dirinya adalah manusia yang baru. Dengan kesabaran, tidak baperan, juga tidak mutung, Roy rutin ke gereja setiap minggunya dan berharap suatu hari bisa melayani-Nya di Gereja.

Roy selalu hadir dalam percakapan rohani selama sembilan bulan, membangun kebiasaan doa, rajin ikut pengajaran online. Ini merupakan bukti tekadnya yang kuat untuk selalu melekat pada Tuhan. Cerita Roy menginspirasi kita semua di kelompok percakapan rohani, untuk selalu rendah hati, terbuka pada kerja Roh Kudus.

Kasih Tuhan dan kerja Roh Kudus memampukan perubahan yang tidak terpikirkan oleh manusia.


Doa :

Tuhan Sang Maha Kasih, tolong jagalah hatiku supaya bisa menyadari dan merasakan kasih-Mu dalam segala hal, sehingga aku juga bisa menjadi saluran kasih-Mu kepada semua orang. Semua doa ini aku panjatkan melalui Yesus Kristus Juru Selamatku. Terima kasih Tuhan. Amin.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Disposisi Hati

(Renungan) Api Penyucian