(Renungan) Iman Tanpa Bertemu

Iman Tanpa Bertemu
(Taruna Lala)


Sebab itu, aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
(Luk. 7:7)

 
Kalender Liturgi Senin, 16 September 2024
PW Santo Kornelius, Paus dan Santo Siprianus, Uskup dan Martir
Bacaan Pertama : 1Kor. 11:17-26
Mazmur Tanggapan : Mzm. 40:7-8a. 8b-9. 10. 17
Bacaan Injil : Luk. 7:1-10


Bacaan Injil hari ini memperlihatkan iman dari seorang perwira di Kapernaum. Perwira ini mempunyai hamba yang ia hargai, yang sedang sakit keras. Dikatakan bahwa perwira itu bukan seorang Yahudi tetapi mengasihi bangsa Yahudi dan menanggung pembangunan rumah ibadat Yahudi. Karenanya orang tua-tua Yahudi bersedia menyampaikan permohonannya kepada Yesus, yaitu agar hambanya disembuhkan. 

Tak lama kemudian, perwira ini tersadar bahwa Yesus tidak boleh memasuki rumah orang non-Yahudi. Ia segera mengutus sahabat-sahabatnya menjumpai Yesus yang sedang dalam perjalanan ke rumahnya. Pesannya adalah agar Yesus tak perlu bersusah-susah ke rumahnya. Cukup berkata satu patah kata saja, maka ia percaya bahwa hambanya akan sembuh. Perwira ini berbicara berdasarkan pengalamannya sebagai pimpinan, yang perkataannya selalu dituruti bawahannya. Mendengar itu, heranlah Yesus dan mengatakan kepada orang banyak yang mengikuti-Nya bahwa belum pernah Ia menjumpai iman sebesar ini di Israel. 

Iman kepada Yesus benar-benar memiliki kuasa. Ada cerita tentang seorang perempuan pendarahan bertahun-tahun yang percaya bahwa dengan menyentuh jubah Yesus saja, ia akan sembuh. Atau kisah lain tentang seorang buta yang ditanya oleh Yesus tentang apa yang diharapkan dari Yesus dan menjawab bahwa ia ingin dapat melihat. Semuanya terjadi sesuai iman mereka, hamba perwira itu sembuh, perempuan itu sembuh dari pendarahan dan orang buta itu dapat melihat.

Perkataan perwira ini kemudian digunakan pada setiap Misa Kudus gereja Katolik sebagai tanggapan pribadi jemaat saat imam mengundang jemaat datang ke perjamuan Tuhan. “Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh.”

Dalam lingkungan saya, ada seorang tetangga yang menderita sakit bertahun-tahun. Ia menjalani beberapa kali kemoterapi, patuh menjalani pemeriksaan dan minum obat. Sering sakitnya tidak tertahankan menyerang seluruh tubuhnya, tetapi ia tetap ceria, tetap percaya dan berdoa kepada Tuhan Yesus serta menerima komuni di rumah. Perlahan-lahan penyakitnya disembuhkan walau belum seratus persen. Imannya ini menguatkan keluarga dan orang-orang lingkungan juga. Mari beriman kepada Tuhan Yesus seperti perwira ini! 


Doa: 

Ya Bapa, hari ini kami melihat contoh iman yang begitu besar dari seorang perwira. Semoga kami memiliki iman seperti itu juga dalam menjalani hidup ini. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang