(Renungan) Persimpangan
Persimpangan
(Roslini Onwardi)
Kalender Liturgi Rabu, 18 September 2024
Bacaan Pertama : 1Kor. 12:31-13:13
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33:2-3. 4-5. 12. 22
Bacaan Injil : Luk. 7:31-35
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini telah menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Kecenderungan orang zaman ini menjadi individualis, cuek, dan reaktif. Terlihat orang sekarang cepat mempelajari segala sesuatu sendiri, namun secara dangkal. Kebanyakan orang hanya membaca atau mempelajari apa yang sudah disajikan oleh orang lain melalui berbagai media yang belum tentu akurat. Hal yang memprihatinkan juga, banyak yang mempelajari kehidupan keagamaan secara instan. Di samping melakukan komersialisasi agama di media sosial.
Selain itu, pada zaman ini juga banyak orang lebih mementingkan kenikmatan duniawi yang dipamerkan di media sosial. Perilaku hidup mereka tidak lagi sama antara kata dengan perbuatan. Dampaknya sekarang banyak orang berada di persimpangan. Seperti seorang kepala keluarga Katolik yang curhat kepada saya. Beliau mengatakan sangat prihatin dengan anak-anaknya dan cucu-cucunya yang saat ini sedang di persimpangan dan sudah tidak ingin ke gereja. Mereka muak dengan banyaknya informasi mengenai ketidaksesuaian antara ajaran dengan perbuatan. Pemahaman mereka berlawanan dengan fakta, karena banyak kasus pelecehan dan perilaku menyimpang oleh pemuka agama. Selain itu juga terjadi saling serang dan mengejek antar pemuka agama di media sosial.
Bacaan Injil hari ini menggambarkan kegeraman Yesus kepada kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat (ay.31). Yesus telah memberikan teladan kerendahan hati, demikian pula dengan cara hidup Yohanes Pembaptis. Yesus telah memberikan pengajaran melalui begitu banyak tanda-tanda bahkan sindiran terhadap cara hidup kaum Farisi. Namun kekerasan hati dan keangkuhan telah membutakan hati kaum Farisi dan para ahli Taurat untuk menerima kebaikan Allah. Mereka selalu menyebut Yahwe, dan mahir mengajarkan Taurat Tuhan. Mereka bahkan menjadi polisi atas pelaksanaan hukum Taurat, dan semua itu hanya untuk dipertontonkan. Tetapi mereka tidak melaksanakan substansi hukum Taurat, sehingga minus kasih. Mereka tidak mengindahkan esensi dari perkataan dan apa yang diperbuat oleh Yohanes Pembaptis sebagai yang diutus Tuhan mempersiapkan jalan bagi Yesus, bahkan mengejeknya (ay.33).
Sebagai bagian dari Gereja, setiap orang mempunyai tugas bersaksi atas cara hidupnya agar kabar sukacita Injil memantul ke sekitarnya. Untuk itu saya harus selalu dekat dengan-Nya dan selalu bertanya dalam hati. Sudahkah saya menjalankan nilai-nilai Kristiani dan rendah hati?
Doa:
Allah Bapa yang Maha Rahim, kami senantiasa memohon pertolongan kuasa Roh Kudus-Mu agar kami selalu rendah hati dan satu pikiran, perkataan dan perbuatan dalam hidup sehari-hari di manapun kami berada. Amin.
(Roslini Onwardi)
Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama?”
(Luk. 7:31)
Kalender Liturgi Rabu, 18 September 2024
Bacaan Pertama : 1Kor. 12:31-13:13
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33:2-3. 4-5. 12. 22
Bacaan Injil : Luk. 7:31-35
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini telah menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif. Kecenderungan orang zaman ini menjadi individualis, cuek, dan reaktif. Terlihat orang sekarang cepat mempelajari segala sesuatu sendiri, namun secara dangkal. Kebanyakan orang hanya membaca atau mempelajari apa yang sudah disajikan oleh orang lain melalui berbagai media yang belum tentu akurat. Hal yang memprihatinkan juga, banyak yang mempelajari kehidupan keagamaan secara instan. Di samping melakukan komersialisasi agama di media sosial.
Selain itu, pada zaman ini juga banyak orang lebih mementingkan kenikmatan duniawi yang dipamerkan di media sosial. Perilaku hidup mereka tidak lagi sama antara kata dengan perbuatan. Dampaknya sekarang banyak orang berada di persimpangan. Seperti seorang kepala keluarga Katolik yang curhat kepada saya. Beliau mengatakan sangat prihatin dengan anak-anaknya dan cucu-cucunya yang saat ini sedang di persimpangan dan sudah tidak ingin ke gereja. Mereka muak dengan banyaknya informasi mengenai ketidaksesuaian antara ajaran dengan perbuatan. Pemahaman mereka berlawanan dengan fakta, karena banyak kasus pelecehan dan perilaku menyimpang oleh pemuka agama. Selain itu juga terjadi saling serang dan mengejek antar pemuka agama di media sosial.
Bacaan Injil hari ini menggambarkan kegeraman Yesus kepada kaum Farisi dan ahli-ahli Taurat (ay.31). Yesus telah memberikan teladan kerendahan hati, demikian pula dengan cara hidup Yohanes Pembaptis. Yesus telah memberikan pengajaran melalui begitu banyak tanda-tanda bahkan sindiran terhadap cara hidup kaum Farisi. Namun kekerasan hati dan keangkuhan telah membutakan hati kaum Farisi dan para ahli Taurat untuk menerima kebaikan Allah. Mereka selalu menyebut Yahwe, dan mahir mengajarkan Taurat Tuhan. Mereka bahkan menjadi polisi atas pelaksanaan hukum Taurat, dan semua itu hanya untuk dipertontonkan. Tetapi mereka tidak melaksanakan substansi hukum Taurat, sehingga minus kasih. Mereka tidak mengindahkan esensi dari perkataan dan apa yang diperbuat oleh Yohanes Pembaptis sebagai yang diutus Tuhan mempersiapkan jalan bagi Yesus, bahkan mengejeknya (ay.33).
Sebagai bagian dari Gereja, setiap orang mempunyai tugas bersaksi atas cara hidupnya agar kabar sukacita Injil memantul ke sekitarnya. Untuk itu saya harus selalu dekat dengan-Nya dan selalu bertanya dalam hati. Sudahkah saya menjalankan nilai-nilai Kristiani dan rendah hati?
Doa:
Allah Bapa yang Maha Rahim, kami senantiasa memohon pertolongan kuasa Roh Kudus-Mu agar kami selalu rendah hati dan satu pikiran, perkataan dan perbuatan dalam hidup sehari-hari di manapun kami berada. Amin.
Komentar
Posting Komentar