(Renungan) Tobat, Mengubah Cara Hidup

Tobat, Mengubah Cara Hidup
(Romo Hardijantan Dermawan, Pr)


“Matius pun bangkit dan mengikut Dia” 
(Mat 9:9b)


Kalender Liturgi Sabtu, 21 September 2024
Pesta Santo Matius, Rasul dan Pengarang Injil
Bacaan Pertama: Ef. 4:1-7.11-13
Mazmur Tanggapan: Mzm. 19:2-3.4-5
Bacaan Injil: Mat. 9:9-13


Menurut tradisi Matius pengarang Injil adalah pemungut cukai. “Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di tempat pemungutan cukai.” Pekerjaan yang dianggap hina karena bisa memungut pajak lebih dari seharusnya. Menurut Injil Markus dan Lukas, Matius bernama Levi. 

Matius adalah satu dari kelompok dua belas yang dipilih Yesus. Yesus memanggilnya saat dia sedang duduk di rumah cukai. Dia tidak sedang ongkang-ongkang kaki, hanya sekadar menerima uang pajak dari masyarakat. Tidak. Matius sedang duduk bekerja. Ia sedang berhitung, lembar demi lembar, keping demi keping. Namun, sesungguhnya dia sedang berhitung-hitung untuk mengikuti Yesus atau tidak. Maka, tatkala anugerah panggilan itu disampaikan oleh Yesus, ia pun beranjak dari kursi pemungut cukai.

Pekerjaan Matius dianggap kotor. Namun, mengapa Yesus memanggilnya? Jawaban pastinya kita tak pernah tahu, itu misteri Ilahi. Namun, Yesus memanggil murid-murid-Nya dalam keadaan bekerja, bukan pengangguran. Yang diketahui pula adalah ajaran Yesus, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Ajaran itu menghebohkan tatkala pembicaraan tak sedap terdengar, “Mengapa Gurumu makan bersama pemungut cukai dan orang berdosa?” 

Kita adalah orang-orang berdosa. Namun, Yesus tetap memanggil kita untuk mengikuti-Nya, asalkan mau mengambil jalan pertobatan. 

Saya terkesan dengan sebuah buku. Judulnya Model-Model Pertobatan dan Pembaharuan Hidup, panduan untuk retret. Dalam kata pengantarnya ditulis: Istilah pertobatan bisa jadi merupakan kata yang menakutkan, berat atau bahkan sekadar kata hiasan belaka… Pertobatan atau perubahan diri pertama-tama bersifat Ilahi, Allah yang lebih dahulu berinisiatif mencintai dan mengampuni dosa. Di sisi lain juga bersifat alamiah dan manusiawi. Siapa pun kita, pasti mempunyai dambaan hidup suci, baik dan berguna. 

Mudahkah jalan pertobatan itu? Buku itu menjawab: persoalannya kita sering dikuasai cinta, kepentingan dan kehendak diri, kelekatan tak teratur disadari maupun di bawah sadar. Jalan pertobatan sulit ditempuh. Namun, jika kita sungguh diliputi belas kasih Allah, jalan itu mudah dilalui. Beranikah kita dikuasai belas kasih Allah itu? 


Doa :

Allah Bapa di surga, Putra-Mu datang untuk mengasihi, bukan menghakimi orang berdosa. Matius adalah orang berdosa, namun ia masih punya kerinduan untuk diselamatkan, ia diliputi belas kasih-Mu. Semoga kerinduan untuk diselamatkan dan belas kasih-Mu menguasai hati kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Disposisi Hati

(Renungan) Api Penyucian