(Renungan) Belahan Jiwa
Belahan Jiwa (AM. Regina T.)
Karena itu, pria akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
(Ef. 5:31)
Kalender Liturgi Selasa, 29 Oktober 2024
Bacaan Pertama : Ef. 5:21-33
Bacaan Pertama : Ef. 5:21-33
Mazmur Tanggapan : Mzm. 128:1-2. 3. 4-5
Bacaan Injil : Luk. 13:18-21
Bacaan Injil : Luk. 13:18-21
Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus dengan sub judul: "Kasih Kristus adalah dasar hidup suami istri" kerap kita dengar dalam upacara pernikahan di Gereja. Inti yang biasa ditangkap adalah: pasangan pengantin diharapkan hidup mandiri. Mereka meninggalkan orang tua masing-masing dan menjadi satu kesatuan, sebagai keluarga baru dalam ikatan perkawinan suci seperti yang difirmankan Allah (bdk. Kej. 2:24).
Firman Allah pada Kej. 2:18 mengatakan: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Demikian lalu Allah mengambil salah satu rusuk dari Adam, manusia ciptaan pertama Allah, dan membangun seorang perempuan dari rusuk itu. Adam sendiri diciptakan dari debu tanah yang diberi nafas kehidupan dari Sang Pencipta, namun Hawa, si penolong, terbuat dari bagian tubuh Adam.
Seorang suami harus mengasihi istrinya seperti mengasihi tubuhnya. Dikatakan rusuklah yang diambil Sang Pencipta ketika membuat penolong yang sepadan bagi Adam. Bukan dari tulang kepala untuk menguasai pasangannya; bukan pula dari tulang telapak kaki untuk diinjak pasangannya. Jadi amatlah berarti si penolong yang dibuatkan bagi seorang suami. Sebaliknya sebagai seorang penolong yang sepadan, seorang istri diminta menghormati suami dan memelihara dirinya yang merupakan bagian dari suaminya.
Suami terhadap istri adalah gambaran wajah Allah yang sangat mengasihi umat-Nya, yang bertanggung jawab atas hidup ciptaan-Nya. Istri terhadap suami adalah gambaran umat yang menyadari bahwa Tuhanlah penguasa hidupnya.
Dalam kenyataan peran suami istri bisa bergeser. Saya kenal seorang istri yang menjadi penopang keluarga karena suaminya kurang sehat. Mereka menjalankan roda keluarga dengan harmonis. Istrinya tetap menghormati suaminya walaupun ia seorang direktur. Suaminya menjalankan bisnis salon mereka di dekat rumah sambil mengawasi dan mengurus anak-anak. Mereka sadar mereka adalah satu kesatuan yang dipersatukan Allah. They are soul mate.
Semoga kita yang masih mempunyai pasangan hidup sampai saat ini semakin menyadari apa arti kita buat pasangan kita! Bukankah seharusnya begitu?
Doa:
Ya Bapa yang baik, Pencipta Yang Maha Kuasa. Engkau telah menetapkan pasangan hidup yang terbaik buat kami masing-masing. Biarlah kami dapat makin menyadari arti pasangan hidup kami sebagai teman seperjalanan selagi berada di dunia ini. Terima kasih, Tuhan. Amin.
Komentar
Posting Komentar