(Renungan) Bercermin

Bercermin
(Carla Claresta)


Seorang dari antara ahli-ahli Taurat itu menjawab dan berkata kepada-Nya, “Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.”
(Luk. 11:45)


Kalender Liturgi Rabu, 16 Oktober 2024
Bacaan  Pertama : Gal. 5:18-25
Mazmur Tanggapan : Mzm. 1:1-2. 3. 4. 6
Bacaan Injil : Luk. 11:42-46


Seperti biasa, untuk mempersingkat waktu aku berdandan di mobil, demikianpun siang itu. Sambil bercermin aku tersadar, ternyata hampir satu bulan nyaris tidak bercermin, berlanjut hingga mendekati dua bulan. Seperti kebanyakan kaum wanita yang membutuhkan cermin, demikian juga aku. Salah satu fungsi benda mati ini untuk mengecek penampilan apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan. Cermin membantu kita untuk melihat diri sendiri. Sebagai pengganti cermin, aku memerlukan suami untuk mengomentari penampilanku.

Sesama merupakan “cermin” perilaku kita. Ia bisa mengoreksi, memberi masukan, saran atas sikap dan tindak laku kita. Aku ingat, saat mulai bekerja pada perusahaan baru. Beberapa rekan kerja menunjukkan sikap tidak welcome padaku. Aku mereka-reka apa yang telah kuperbuat, hingga mereka tidak menyukaiku. Apakah iri pada orang baru yang ditugaskan mengevaluasi pekerjaan mereka? Pada suatu kesempatan, saat berbicara dengan manajer, ia berkata bahwa mereka tidak menyukai cara aku berbicara yang terdengar menekan. Terkaget, ternyata sikap dan cara yang selama ini biasa saja, bukan hal biasa buat orang lain, bahkan membuat mereka tidak nyaman.

Injil hari ini bercerita tentang Yesus yang menegur para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka tidak mau mendengarkan ajaran-Nya. Mereka sangat percaya pada diri sendiri, menganggap semua yang dilakukan sudah benar dan sesuai hukum Taurat; bahkan kadang hingga mengabaikan kehidupan sesama demi hukum Taurat. Mereka sombong, tidak mempunyai sikap rendah hati untuk mendengarkan perkataan orang lain. 

Perikop ini mengajarkan kepada kita untuk bersikap rendah hati dengan cara mau mendengarkan. Mendengarkan diri sendiri dengan cara “bercermin”, berintrospeksi dan mendengarkan suara hati tanpa henti hingga menemukan kelemahan diri dan akhirnya mampu mendengarkan apa yang dikehendaki Tuhan dalam kehidupan kita. Mendengarkan sesama yang mengetahui kelemahan kita; terbuka, senang menerima koreksi untuk memperbaiki. Mari bercermin pada diri dan dengan rendah hati mendengarkan sesama hingga menjadi pribadi rendah hati serta mengasihi sesama seperti yang dikehendaki Yesus!


Doa:

Allah sumber pengharapan dan kasih, ampuni aku yang sering menyalahkan orang lain tanpa mampu mengetahui kelemahan diri. Beranikan aku bercermin hari lepas hari, hingga mengetahui kehendak-Mu. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang