(Renungan) Berkat Bahagia adalah Target Pencapaian Kita

Berkat Bahagia adalah Target Pencapaian Kita
(Dewi Mulyati S.)


Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya,
(Mat. 5:1-2)


Kalender Liturgi Jumat, 1 November 2024
Hari Raya Semua Orang Kudus
Bacaan Pertama : Why. 7:2-4. 9-14
Mazmur Tanggapan : Mzm. 24:1-2. 3-4ab. 5-6
Bacaan Kedua : 1Yoh. 3:1-3
Bacaan Injil : Mat. 5:1-12a


Pemimpin baru di perusahaan saya melakukan perubahan strategi. Dalam menyampaikan strategi barunya, dia menerangkan tujuan strategi, gagasan di dalamnya, dan langkah-langkah untuk mencapainya. Selain cara kerja, yang terutama diharapkan berubah adalah perilaku dan mindset karyawan (“dulu begitu, sekarang begini”). Beberapa pendekatan seperti workshop dilakukan, agar karyawan mengerti dan seturut dengan arahan. Demikianlah kemungkinan proses yang terjadi ketika Yesus berkhotbah di bukit. 

Yesus seperti pemimpin yang memaparkan strategi baru, mempunyai tujuan utama agar kita mendapatkan berkat bahagia. Berkat tersebut menjadi pembuka hati, penyemangat dan bekal hidup; bukan upah perilaku baik di akhir hayat. Hal ini berbeda dengan konsep berkat dan kutuk dalam hukum Taurat. Unsur kutuk lebih dominan supaya manusia menghindari dosa; sedangkan berkatnya hanya diisyaratkan sebagai ganjaran setelah mati. Sementara gagasan Yesus akan berkat bahagia, secara eksplisit dinyatakan-Nya untuk diperjuangkan dan disyukuri saat kita hidup di dunia. Yesus mengubah definisi 'bahagia’, yang tadinya adalah kegembiraan, kesenangan milik orang-orang kaya, hebat atau terhormat saja; menjadi peluang terbuka bagi semua termasuk yang lemah dan miskin.  

Yesus mengajukan delapan dalil-dalil kesepakatan Allah dan manusia untuk berkat bahagia. Bukan dengan gelegar suara dan api, seperti kisah perjanjian Allah dan manusia ketika zaman nabi-nabi, tetapi Yesus berkhotbah dengan penuh empati. Dia duduk agar murid-murid-Nya mendekat dan mendengar-Nya dengan jelas. Terutama karena dalil-dalil yang dinyatakan Yesus beberapa penuh paradoks, seperti "berbahagialah orang yang miskin…"; "berbahagialah orang yang berduka…"; "berbahagialah orang yang lapar dan haus…’" Dengan demikian, terbukalah undangan bagi jiwa-jiwa yang haus akan surga untuk datang.

Kita sudah mendapatkan berkat bahagia ketika dibaptis. Dalam Perayaan Hari Raya Semua Orang Kudus hari ini, marilah kita mengambil inspirasi dari orang-orang kudus! Mereka menerapkan dalil-dalil Kristus, terutama santo dan santa yang namanya menjadi nama baptis kita. 

Mari kita bersyukur atas persekutuan para kudus yang mendoakan kita untuk tekun dan taat dalam perjalanan iman, sampai kita dipersatukan dengan para kudus kelak!
 
Doa :
Ya Tuhan Yesus, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat-Mu atas karunia kasih yang tiada tara. Betapa Engkau telah menyiapkan jalan dan cara, agar kasih dan kerajaan-Mu menjadi bagian dari perjalanan hidup kami sehari-hari. Bimbinglah dan tuntunlah kami selalu, agar berkat bahagia menjadi inspirasi kami di setiap langkah hidup; di setiap kesempatan ketika sendiri, dengan keluarga, dan dengan sesama umat-Mu. Ya santo dan santa pelindung kami masing-masing dan segenap para kudus yang kami rayakan hari ini, doakanlah kami. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Disposisi Hati

(Renungan) Api Penyucian