(Renungan) Bersih Luar dan Dalam

Bersih Luar dan Dalam
(Veronica Maria Sudarsini)


Tetapi Tuhan berkata kepadanya: “Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.
(Luk. 11:39) 


Kalender Liturgi Selasa, 15 Oktober 2024
PW. St. Teresia dari Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja
Bacaan Pertama : Gal. 4: 31b-5 : 6
Mazmur Tanggapan : Mzm. 119:41. 43. 44. 45. 47. 48
Bacaan Injil : Luk. 11: 37-41


Hari ini adalah Peringatan Wajib Santa Teresia dari Avila. Teresia dari Avila adalah salah satu dari dua wanita pertama, yang secara resmi bergelar Pujangga Gereja. Sebelum menerima pendidikan dari para suster, Teresia yang cantik senang berpenampilan indah, suka berdandan dan dikagumi. Namun setelah mengenyam pendidikan yang diasuh para suster Santo Agustinus, kepribadiannya berubah. Kehidupannya mengutamakan kesucian hati.

Dalam Injil hari ini, kita melihat orang-orang Farisi yang gelisah melihat Yesus makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. Yesus mengecam orang-orang Farisi yang hanya mengutamakan kebersihan yang tampak dari luar. Apalagi dengan tujuan agar dilihat dan dihargai orang dan menganggap orang lain yang tidak melakukan adalah salah. Mencuci tangan atau membersihkan bagian luar dari tubuh adalah hal penting. Yesus sama sekali tidak merendahkan hal ini. Yesus memberi pelajaran lain, apa yang tidak terlihat justru memerlukan perawatan yang lebih baik.  

Yesus mengajak kita untuk setia mengisi bagian dalam jiwa kita, dengan kebaikan dan kekudusan. Yesus juga mengajarkan agar mengutamakan kebersihan hati, peduli dengan sesama, tidak menghakimi, tidak menganggap diri paling benar dan berbela rasa. Perbuatan-perbuatan itu akan memancarkan kebaikan Tuhan, karena Tuhan yang menciptakan bagian dalam, maupun bagian luarnya.

Hidup bersih jangan hanya ‘casing’nya saja. Yesus mengecam sikap demikian. Sikap hidup dan perbuatan hendaknya selaras dengan hati (ay. 39). Dalam keseharian, saya berusaha menjalani cara hidup bersih dan rapi agar tidak mudah tertular penyakit. Saya agak ketat menerapkan aturan-aturan menjaga kebersihan, yang terkesan keras untuk orang lain. Hal ini sering melibatkan emosi, sehingga kebersihan hati menjadi tercemar.  

Sabda Tuhan hari ini mengingatkan saya agar mengolah pikiran, perkataan, perasaan, dan tindakan saya. Ini saya lakukan agar kebersihan jasmani dan rohani terlihat dan dirasakan oleh orang lain, demi kemuliaan Tuhan. Sejauh manakah kita telah membersihkan dan memelihara jiwa kita dengan kekudusan? Niat apa yang hendak kita lakukan agar kita memperoleh kekudusan?


Doa:

Tuhan Yesus, terima kasih untuk sabda-Mu hari ini. Mampukanlah kami untuk melaksanakan perintah-Mu agar mengutamakan kebersihan hati. Amin. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang