(Renungan) Bosan

Bosan
(Hiyanto Mulia)


“Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.”
(Luk. 12:35)


Kalender Liturgi Selasa, 22 Oktober 2024
Bacaan Pertama : Ef. 2:12-22
Mazmur Tanggapan : Mzm. 85:9ab-10. 11-12. 13-14
Bacaan Injil : Luk. 12:35-38


Para siswa diharapkan untuk selalu tekun menuntut ilmu, dengan mata yang tajam mengamati setiap kata yang terucap dari bibir gurunya. Mereka harus terus-menerus mengasah diri seperti seorang seniman yang memperbaiki mahakaryanya. Jika ada ulangan dadakan mereka harus siap. Namun perjalanan belajar tak selalu mulus, karena beberapa rintangan, contohnya rasa bosan yang menyelinap. Ada beberapa pemicunya, seperti guru yang tak mampu menggerakkan hati dan pikiran mereka. Bisa juga fokus yang terpecah karena tawa ringan teman di sebelah. Rasa malas pun kadang menyelimuti, menghalangi keinginan untuk mengulang pelajaran.

Hari ini kita disapa oleh Allah melalui sabda-Nya yang mengingatkan kita agar senantiasa berjaga dan siap dalam menantikan kedatangan-Nya. “Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala” (ay. 35). Kita menanti bukan hanya menunggu dalam diam, tetapi juga berjaga dengan penuh kesiapan. Hal itu harus tampak dalam tindakan kita, yaitu dengan bertekun dalam doa, melaksanakan perintah-Nya dan bertindak sesuai dengan iman.

Namun, dalam perjalanan iman, apakah mungkin ada kebosanan? Ya, kebosanan sering kali muncul ketika kita mulai kehilangan kesetiaan dan ketekunan. Perlahan jiwa yang dahulunya penuh gairah, kini mulai jenuh. Kita mencari-cari alasan bosan, terlalu rutin, tak ada yang baru, dan di sanalah kita mulai merasakan kekeringan rohani. 

Dalam Injil Lukas hari ini, dua kali Yesus menggunakan kata “berbahagialah”, yang juga berarti “terberkatilah”. Seseorang yang tekun dan selalu berjaga, adalah ia yang berlimpah berkat. Yesus bahkan mengatakan bahwa hamba-hamba yang setia dan bertekun akan dilayani oleh tuannya sendiri, sebuah penghargaan yang penuh cinta dan berkat.

Kita disebut bahagia oleh Yesus karena ketekunan dan kesetiaan kita kepada-Nya. Namun, sudahkah kita benar-benar tekun dan setia menjalankan perintah-perintah-Nya? Apakah kita setia mengikuti undangan-Nya dalam perjamuan kudus yang penuh kasih? Ketekunan adalah kunci yang mampu membuka pintu melawan rasa bosan, melawan kebekuan yang sering kali menerpa tanpa disadari. Sebab tanpa ketekunan, kita akan jatuh dalam kekeringan rohani yang membuat hati terasa hampa.


Doa: 

Ya Yesus, Engkau adalah Tuhan dan Juru Selamat kami. Bimbinglah kami, ya Tuhan, untuk selalu setia dan tekun. Bimbinglah kami agar terhindar dari rasa bosan, sehingga kami dapat terus mempersembahkan hidup kami, pekerjaan dan usaha kami sehari-hari untuk kemuliaan-Mu. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang