(Renungan) Cara Menjadi Pemimpin Hebat

Cara Menjadi Pemimpin Hebat
(Twiggy)


Karena Putra Manusia pun datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
(Mrk. 10:45)


Kalender Liturgi Minggu, 20 Oktober 2024
Bacaan Pertama : Yes. 53:10-11
Mazmur Tanggapan : Mzm. 33:4-5. 18-19.  20. 22
Bacaan Kedua : Ibr. 4:14-16
Bacaan Injil : Mrk. 10:35-45


Pilihan populer sebagai pemimpin dunia biasanya adalah dilayani, bukan melayani. Gagasan dunia untuk menjadi pemimpin hebat, berbeda dengan gagasan yang Allah inginkan. Begitu pula dengan murid Yesus, Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus. Mereka ingin mendapatkan posisi strategis agar mendapat kemuliaan Allah, duduk di sebelah kiri dan kanan Yesus, mendahului keputusan Allah kepada siapa tempat itu akan diberikan.

Yesus sendiri menyangsikan permintaan kedua murid-Nya dan Ia tidak bisa memberikan hak tersebut. Mereka tidak tahu apa yang mereka minta. Sehingga Yesus berkata, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibabtis dengan babtisan yang harus Kuterima?” 

“Cawan” dan “babtisan” adalah lambang penderitaan. Jadi meminum cawan dan menerima babtisan seperti Yesus, berarti menanggung penderitaan (bdk. Mrk. 10:39). Sementara Yesus tidak berhak memberikan apa yang diminta kedua murid-Nya. Karena seperti ada kesan pemaksaan dari kedua murid tersebut, maka memicu keributan dan kemarahan dari kesepuluh murid Yesus yang lain (Mrk. 10:37-40).

Semua orang bisa saja menjadi hebat, karena semua orang bisa melayani. Untuk menjadi pemimpin yang hebat hanya butuh hati penuh rahmat; jiwa dibangkitkan oleh cinta; tahu cara melayani orang lain; dan mengabdikan hidupnya untuk orang lain.  

Bunda Teresa menjadi seorang sosok terkenal dan hebat karena ia melayani orang-orang miskin di India. Hidupnya benar-benar didedikasikan kepada orang-orang miskin dengan menjadi pelayan semua orang. Untuk menjadi orang seperti dirinya, Bunda Teresa mengajarkan cara sederhana dengan jalan sederhana yaitu, buah dari keheningan adalah doa; buah dari doa adalah iman; buah dari iman adalah cinta; buah dari cinta adalah pelayanan; dan buah dari pelayanan adalah kedamaian. Sesederhana itu, tetapi sanggupkah saya dan anda menjalaninya?


Doa :

Allah Bapa Yang Maha Rahim, ajarilah kami untuk memiliki kerendahan hati, menurut dan setia pada firman-Mu, dan mampu melaksanakan tugas-tugas pelayanan kami dengan penuh tanggung jawab dan sepenuh hati. Sehingga pada saatnya nanti kami layak dihadapan-Mu. Amin.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Renungan) Api Penyucian

(Renungan) Si Sulung yang Hilang